Mengalah, Bukan Kalah

109 3 2
                                    

"Lu apa kabar?"
"Dih, lu kangen ya?"

Ga kerasa, udah hampir setahun, Tam.
Ga nyangka, dengan cara seperti itu kita berpisah.

Kalo mau flashback...
Indah ya. Tapi terlalu menikmati indahnya juga ga baik.
Kalo kata Tama, 'indah itu jebakan, Dir' terlalu menikmati indahnya sampe kadang sangat susah melawan rasa kecewanya.

.
.
.

Tama adalah sosok yang pada saat itu mencoba dewasa tapi orang lain bilang 'kalo lu ga kuat, udahan aja deh'.
Dira pikir Tama adalah manusia paling pengecut, tidak mau mengambil resiko berjalan dengan seseorang yang tidak sefrekuensi dalam beberapa hal, yang kalo dipikir-pikir itu adalah hal yang masih bisa dibicarakan dan didiskusikan.

Akhirnya Dira mengerti. Bukan karena Tama pengecut, bukan karena takut, bukan karena tidak yakin. Tapi karena Tama adalah seseorang yang sampai detik ini mencoba bertanggung jawab atas segala perasaannya.

Seharusnya Tama tidak egois membiarkan perasaannya menang. Tapi Dira tau bahwa ada perasaan yang harus mengalah dalam ceritanya.

Hujan KesepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang