Twenty Two

40.3K 2K 204
                                    

Hai! Akhirnya ketemu lagi sama Arkanika🥰
Makasih ya yang setia nungguin, komen dan vote. Oh, ya, yang lagi PTS, Uprak dan kuliah. Semangat!🖤
Ok, deh. Ramein perbaris ya! Jangan lupa tinggalin jejak vote sama komennya!🥰

REKOMENDASIIN DAN VIRALKAN CERITA INI YA!!🥰

REKOMENDASIIN DAN VIRALKAN CERITA INI YA!!🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Sehari setelah pertengkaran hebat Ranika dengan Arka. Belum ada komunikasi lagi diantara keduanya. Namun, Ranika menyadari betul bahwa kemanapun dan apa yang dilakukan dirinya di awasi oleh Carlos. Bahkan, saat ia ingin makan mie ayam. Tiba-tiba saja tanpa di duga, Carlos muncul membawakan seporsi mie ayam.

Beberapa kali Ranika menghela nafas. Kandungan Ranika telah akan memasuki bulan ketiga. Banyak lika-liku selama kehamilannya. Belum lagi, gejala mual yang datang malam hari. Dari pagi sampai sore ia merasa bebas tanpa rasa mual. Malam hari baru terasa mual-mualnya.

Di depan cermin sambil mengetuk-ngetuk meja, Ranika menunggu Fifi. Hari ini libur dan Fifi ingin jalan pagi dengan dirinya. Sebenarnya ia malas. Namun, terlalu lama di apartemen juga membosankan.

"Huft, bunda bingung, Nak. Cepet lahir, dong. Nanti biar ada yang nemenin bunda kalo ngobrol." Ujar Ranika sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

Lima menit kemudian. Suara bel dari pintu apartemen berbunyi. Dengan tergesa-gesa, Ranika bergegas dan membawa tas kecil serta tumblr hitam dengan karakter mickey mouse. Entah lah, selama hamil ini ia tiba-tiba tertarik dengan mickey mouse.

"Hai, Ran! Lama, ya, gue?" Tanya Fifi. Saat Ranika membuka pintu.

Ranika tertawa. "Nggak, santai kali. Ayo, jalan! Tapi, nggak usah jauh-jauh, ya?"

"Siap. Gue juga tahu kali ngajak jalan sama siapa dan nggak mungkin juga gue ngajak jalan sejauh harapan orang-orang terhadap gue."

Keduanya tertawa bersama.

Mereka meninggalkan apartemen tersebut. Keusilan Fifi tentu membuat Ranika kesal. Belum lagi, Fifi yang kelewat excited mendengar kabar kehamilannya yang mungkin kembar.

"Seriusan, Ran, kembar?" Tanya Fifi antusias.

Ranika berdecak. "Fi, kamu udah tanya lima kali. Doakan aja biar sehat semua."

"Itu, sih, pasti! Ngomong-ngomong, laki lo tahu tentang ini?"

Ranika menghela nafasnya. Sudah ia duga, pasti Fifi akan menanyakan perihal hal ini. Ranika menunduk menatap sepatu putih yang ia kenakan.

"Belum. Kemarin, sih, ingin ngomong, Fi." Jawab Ranika lesu.

Fifi mengernyit. "Terus? Nggak jadi?"

Ranika menggeleng. "Nggak, keburu berantem aku sama dia."

"Kenapa, sih? Laki lo nggak berubah apa gimana, sih?" Tanya Fifi kesal.

"Ya, begitu, deh. Mas Arka dengan rasa egois dan gengsinya, Fi. Sebenarnya dia seperti mau berubah. Tapi, semenjak hamil. Aku jadi gampang kesal sama dia. Ketambah kemarin, bukannya nanya hasil check up malah debat nggak jelas." Ungkap Ranika.

ArkanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang