SEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU DAN DILARANG KERAS MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIATRISME‼️HATI-HATI CERITA INI MUNGKIN BANYAK MENGANDUNG ADEGAN TAK TERDUGA‼️
Pernikahan yang indah adalah impian semua wanita. Keluarga yang harmonis, suami yang baik da...
HAI! MAKASIH BANGET YA BUAT KALIAN YAANG UDAH NEMBUSIN TARGET BAHKAN LEBIH😭 Ngga nyangka banget!😭🥰
Ok deh, ramein part ini ya!^^ Aku saranin kalian sambil dengerin lagunya Virgoun - Orang Yang Sama.
VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI YA!🥰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
"Segala obat luka memang kebanyakan disembuhkan oleh hal baru. Namun, tidak semua luka bisa disembuhkan dengan hal baru." -Arka Mahesa
-oOo-
Kejadian beberapa jam lalu masih terekam jelas dalam pikiran Ranika. Bagaimana sosok Arka yang hampir menjadi suaminya kurang lebih satu tahun lamanya baru mengatakan cinta. Ada rasa bersyukur dalam benak Ranika. Buah hati yang ada menjadi buah cinta bagi Arka sendiri.
Sekilas membahas tentang kejadian beberapa jam lalu. Memang jawaban yang terlontar dari Ranika jauh di luar prediksi.
Arka merenggangkan pelukannya dan mengelus dengan lembut bawah mata Ranika yang masih dibanjiri air mata. Bahkan, Arka sempat tersenyum kecil kala melihat istrinya sesegukan. Segera ia mengambil segelas minum yang ada di meja.
"Minum dulu, Ran. Biar lebih tenang." Titah Arka sambil menyodorkan gelasnya.
Tentu Ranika menerimanya dan langsung saja ia menghabiskan setengha gelas air tersebut. Banyak pikiran berkecamuk di otak Ranika. Antara ini mimpi kah atau memang benar-benar kenyataan.
"Kok, diem, Ran?" Tanya Arka.
Ranika bergumam. "Mas?"
"Ya?"
"Maaf sebelumnya," Tutur Ranika lirih.
Arka mengernyit. "Kenapa, Ran? Ada yang mau kamu sampein?"
"Ada banyak hal yang masih aku raguin, mas. Kamu pahamkan gimana posisi aku? Ini juga terjadi diluar ekspetasiku." Ranika menghela nafas.
Arka diam guna membiarkan istrinya menyampaikan semuanya.
"Mungkin kali ini aku bakalan terkesan dan terlihat jahat. Tapi, aku butuh waktu, mas. Aku takut nantinya disaat sudah berharap lebih. Nanti dijatuhkan kembali. Maaf, ya, mas."
"Ngga papa, Ran. Saya ngerti. Intinya apa yang saya rasain bukan hanya semata-mata perasaan ilusi. Tapi ini semua nyata saya rasain. Maaf, ya, baru sekarang saya berani dan mungkin saya benar-benar terlambat." Jawab Arka.
Begitulah percakapan yang terjadi beberapa waktu lalu. Kini Arka dan Ranika tengah berada di dalam mobil guna menikmati suasana malam di Kota Jakarta. Arka mengajak guna mencarikan suasana. Ranika merasa masih ini mimpi.
