Hai! Maaf banget ya kemarin belum bisa update. Mohon pengertiannya ya? aku mulai sibuk karena ada percobaan offline. belum lagi, aku udah mulai harus membagi waktu untuk skripsi dll. Maafy ya{}
Makasih banget buat kalian yang mampir dicerita ini. Bahkan ngasih vote+komen dari awal sampe part ini. Sehat selalu ya kalian! Buat yang lagi nungguin pengumuman SNMPTN semoga dapet IJO ya!🥰🥰
Oke, pelan-pelan aja ya baca part ini. Untuk syarat next part 410 vote dan 250 komen NEXT. BISA? HArus bisa! Syukur-syukur bisa lebih!
Jadiin konten di sosmed kalian ya untuk part favorite kalian. Jangan lupa tag akunku ok^^
VIRALIN DAN REKOMENDASIIN CERITA INI!!RAMEIN SETIAP BARIS YA!!!
Diakhir part ini jangan lupa baca Author Note (A/N) Ya!🥰
🦋🦋🦋
Hari ini persiapan untuk berangkat ke puncak telah siap semuanya. Bahkan dari shubuh keduanya benar-benar dibuat repot. Meski 5 hari, rasa-rasanya seperti sebulan di sana. Ditambah kebutuhan Ranika yang tengah hamil harus benar-benar lengkap. Arka yang melihat beberapa koper dan tasnya yang cukup banyak, meringis tak jelas.
"Kamu kenapa, mas? Sakit gigi?" Tanya Ranika.
"Ngga, Ran. Ini banyak banget, ya? Kan cuman 5 hari, Ran."
Ranika berdecak. "Aku lagi hamil, mas. Masa bawanya tanggung-tanggung?"
"Kita bisa beli, Ran. Bawa seperlunya aja, ya? Kita ke puncak sayang. Bukan ke luar negeri atau ke lur kota."
"Ish! Boros apa-apa beli. Duitnya bisa ditabung buat yang lainnya," Jawab Ranika kesal.
Arka hanya menghela nafas dan melirik jam tangan hitamnya. Ternyata sudah menunjukkan pukul 7.
"Oke, kita berangkat sekarang." Ajak Arka.
Keduanya langsung berjalan keluar kamar. Diikuti Carlos dan ART mereka yang membawa barang bawaannya. Sesampainya di garasi mobil, mereka semua memasukkan koper dan tas-tas ke dalam bagasinya.
Sebenarnya Ranika sempat melarang suaminya untuk mengendarai mobil tanpa sopir. Sempat terjadi perdebatan yang hampir saja membatalkan rencananya hari ini. Namun, Ranika luluh saat Arka berkata seperti ini.
"Bukannya aku nolak saran kamu, Ran. Kalo nanti kita ngajak Carlos, pasti bener-bener ke ganggu. Kan rencananya kita berdua. Masa ada orang lain? Toh, secapek-capeknya aku nyupirin mobil asal sama kamu, mah, gas wae."
Begitu lah kurang lebih penuturan Arka. Ranika luluh meski harus ada decakan dan raut wajahnya yang ditekuk. Arka yang berubah menjadi sosok yang manis. Mencium berkali-kali pipi Ranika sampai semburat merah timbul dari pipi istrinya yang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkanika
General FictionSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU DAN DILARANG KERAS MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIATRISME‼️HATI-HATI CERITA INI MUNGKIN BANYAK MENGANDUNG ADEGAN TAK TERDUGA‼️ Pernikahan yang indah adalah impian semua wanita. Keluarga yang harmonis, suami yang baik da...