ENDING

38.8K 1.4K 132
                                    

siap untuk membaca akhir dari cerita ini? mungkin ini part terpanjang dari part sebelumnya. aku minta dibaca perlahan ya?

kalian tau cerita ini jalur tiktok bukan? kalo iya wktu itu dri akunku imladies__ atau ada akun lain yg ngepromosiin juga? coba komen dong, aku pgn tau hehehe💖

dimohon dgn sangat untuk tidak memberikan spoiler terkait dgn ending ya😘💘

siap berpisah dgn mereka?😭

mari ramaikan vote dan komen ya! silakan kalian yg ingin mengshare cerita ini di sosmed. dgn senang hati aku menerimanya💖

tolong baca hal penting diakhir part ini ya! selamat membaca dan menikmati akhir dari cerita ini💘💘💘

Happy Reading

🦋🦋🦋

Hampir tiga hari berlalu, mata Ranika masih terpejam dengan damai. Tiga hari sudah Arka dibuat tidak bisa tidur nyenyak. Hanya tidur satu jam. Itupun sudah bersyukur. Setidaknya ada waktu untuk merehatkan segalanya. 

Arka Mahesa benar-benar merasakan arti takut yang sesungguhnya. Dulu ia berfikir tidak akan pernah merasakan hal ini. Sekarang? Melihat wanita yang dulu tak ia cintai dan sekarang amat dicintai terbaring lemah. 

Hancur. Ya, hatinya sangat hancur. Ingin rasanya selalu di samping Ranika. Tapi, sekali lagi. Dua malaikat kecilnya butuh dirinya. Setidaknya Arka punya semangat untuk tetap tegar. 

Pukul sembilan pagi, Arka setiap menggenggam tangan istrinya. Sesekali mengecup dan mengelus lembut tangan istrinya yang biasanya hangat kini terasa hambar. 

Penampilan Arka sebenarnya jauh dari kata baik-baik saja. Kantung matanya menghitam, guratan lelah dan lesu diwajah Arka sangat terpampang jelas.

Suara decitan pintu terdengar. Namun, Arka seolah tak mendengar. Linaーmamanya masuk untuk melihat kondisi anak dan menantunya. Sakit rasanya melihat putra semata wayangnya dilanda keadaan seperti ini. 

Meski ada senyuman sekilas. Tetapi, rasanya itu benar-benar kosong. 

"Arka?" Panggil Lina.

Arka menoleh. "Eh, ma. Kenapa, ma?"

Lina tersenyum dan mendekati putranya. Tangannya bergerak mengelus pundak putra semata wayangan dengan sayang.

"Kamu baik-baik aja, Ar?"

Arka diam. Tatapannya menyendu kala melihat istrinya. Dirinya rindu. Ya sangat rindu. 

Rasa takut kehilangan bercampur dengan rindu. Sulit memang ya, saat melihat orang tersayang seperti itu.

"Baik-baik aja, ma."

Bohong. Lina tahu anaknya berbohong. Tahu betul kalimat itu hanya sebatas penenang untuk dirinya. Melihat tatapan anaknya sangat terasa sakit. 

"Percaya sama mukjizat, Ar. Mama percaya, Tuhan bakalan ngasih bahagia untuk kamu dan anak-anak kamu."

Arka hanya mengangguk. Pikirannya berkecamuk hebat. Tidak bisa membayangkan jika dirinya benar-benar kehilangan wanita yang sangat dicintai?

Pernah dengar kan, sakitnya kehilangan yang bersifat abadi itu takkan ada penyembuhnya.

Ya, itu yang Arka rasakan jika itu terjadi. Untuk bertahan meski ada ketiga anaknya, Arka merasa belum sanggup. 

"Arka, anak mama. Coba lihat mama sebentar, bisa?" Tanya Lina melebut sambil mengelus surat kepala anaknya. 

Sudah lama sekali rasanya Lina tak mengelus sayang kepala anaknya. Terakhir kali saat anaknya memasuki usia 17 tahun. Sudah lama ternyata. 

ArkanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang