Padang rumput yang luas, angin bertiup, menyapa lembut kulit sesosok lelaki.
'Ah.. Tempat ini' batinnya.
Ia menoleh ke sana kemari, mencari sebuah danau, di situ rupanya, tapi... Gadis yang kemarin berada disitu tak ada.Ia berjalan ke arah danau itu, setengah perjalanan, tiba tiba terdengar senandung seorang gadis yang kemarin, ia berhenti melangkah, terasa angin yang tadinya tenang berubah menjadi sedikit ribut.
Bersamaan dengan kelopak kelopak bunga yang tiba tiba lewat dari belakang menuju danau itu, lelaki itu diam terpaku, sampai kelopak-kelopak bunga hitam itu berputar putar dan berhamburan. terlihat sesosok gadis yang kemarin, gadis itu sekarang menghadap ke arah Kaizo.
Gadis itu berhenti bersenandung, menatap Kaizo lama, Kaizo juga menatapnya, bahkan lebih dalam.
Sampai tiba tiba gadis itu hilang keseimbangan dan terjatuh ke belakang, ke dalam danau. Kaizo yang melihat itu langsung berlari menuju danau itu, saat danau itu sudah di depan nya, ia tak memperlambat gerakannya, melompat, dan ikut masuk ke dalam danau itu.
Di dalam danau itu ia tak melihat gadis yang tadi, bahkan ia tak melihat dasar danau nya, disana gelap, danau itu sangat dalam ternyata, ia berenang ke arah atas, tapi terhalang oleh sebuah benda, 'tembok?' batinnya.
Ia mencoba menerobos benda tak terlihat itu, seperti terhalang oleh tembok, sia sia, ia tak bisa melewati tembok tak terlihat itu, perlahan ia kehabisan nafasnya, penglihatannya mulai gelap, semakin gelap.
.
.
.
.
.
Tiba tiba lelaki itu bisa bernafas, ia terkejut, dan mendudukkan dirinya. tidak, bukan bangun dari tidurnya, mimpinya masih berlanjut, tapi ia tiba tiba berada di sebuah gang diantara gedung gedung, 'kota?' pikirnya.Kota itu gelap, sudah malam ternyata, ia melihat bajunya, basah, saat melihat ke langit, ternyata hujan, tapi di tempat ini tidak terlalu basah karena berada di sebuah gang diantara gedung gedung.
Sebuah isak tangis terdengar, Kaizo terkejut, ia menoleh kesana kemari, matanya memerhatikan setiap sudut gang itu, tak ada apa apa di gang itu, hanya ada tempat sampah besar dan beberapa plastik hitam yang isinya sampah.
Isakan tangis tadi terdengar lagi, Kaizo menoleh ke arah suara, disana terdapat jalan keluar dari gang sempit itu, ia berdiri, dan berjalan pelan ke arah jalan keluar dari gang.
Ia akhirnya keluar dari gang itu, ternyata hujanya lebih deras, ia menoleh ke sana ke mari lagi, mencari seseorang yang menangis dalam hujan.
Terdengar lagi, Kaizo menoleh ke arah kanan, di sana, terdapat kursi panjang yang berada di pinggir trotoar, hampir mendekati jalan raya yang sepi.
Ada seorang gadis yang duduk di kursi itu, dia menunduk, kedua tangan yg terbungkus kain putih itu menutup matanya, rambut hitamnya yang tak diikat membuat Kaizo tak bisa melihat wajahnya dari samping.
Gadis itu terisak lagi, Kaizo yang mendengar menghampiri nya, perlahan tapi pasti, sekarang, Kaizo ada di belakang gadis itu, melihat punggung gadis itu.
Gadis itu terisak makin keras, tangisan nya terdengar, Kaizo mendekatinya, tangannya ia angkat, berniat menyentuh pundak gadis itu dari belakang.
tapi, saat tangannya sudah dekat, tiba tiba gadis itu melihat lurus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan | Kaizo
Fanfiction❃𝙳𝚒𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚔𝚊𝚗❃ "Menikah ya? .... Ayah bercanda kan?" "Ayah tidak bercanda, ada alasan dibalik semua itu" "Kalau begitu beritahu aku" "Sebenarnya ******" _______________ "APA?! KAU CAKAP KAU MENOLAK KAN?! " "Ya! Aku memang tak ingin menikah...