4NEMO[8]

102 10 3
                                    

"Selamat pagi Hotaru"

Sapa teman-teman Lumine saat diriniya memasuki kelas. Yang disapa hanya mengukir sebuah senyuman kecut. "Pagi".
Lumine berjalan ke arah mejanya lalu dia menekup wajahnya ke meja. Teman-temannya yang melihat aksi Lumine itu hanya terdiam dan pelik. 

"Si Hotaru kenapa?" bisik anak anak sekelasnya. "mengantuk kali, lagian Sora kemana sih, di chat gak di reply di telpon juga ngak diangkat, aneh..."

"Selamat pagi" Khateryn -wali kelas berjalan masuk. "hari ini kalian kedatangan pelajar baru kamu, sila masuk dan perkenalkan diri" kata bu Khateryn sambil melambai ke arah murid tersebut. "ah, ya sebentar bu, lagi benerin dasi" di dengar dari suaranya itu adalah lelaki.

Rambut Merah gelap, mata hijau yang indah serta aura yang elegent serta wajahnya yang tampan dengan hidung mancung dan kulit yang putih tidak dilupakan juga dua tahi lalat yang berada di bawah kedua matanya.

"salam kenal aku, Shikanoin Heizou, panggilnya Heizou aja" ucapnya sambil memandang ke arah Lumine yang sedang menekup wajahnya kje atas meja.

Lumine hanya biasa aja saat mendengar berita tentang pelajar baru tersebut, toh ngak ada kaitannya sama dia sehinggalah dia mendengar nama Shikanoin Heizou, Lumine dengan refleks mengangkat wajahnya, "Tidak mungkin" mata mereka bertembung, Heizou langsung terkejut.

"Lumine?!!" seisi kelas hanya kebingungan, siapa Lumine? di kelas ini ngak ada yang namanya Lumine. Manakala Lumine hanya menepuk jidatnya. Heizou mendekati Lumine dan berkata

"aku ngak nyangka loh kamu juga sekolah disini Lu--" belum sempat Heizou melanjutkan perkataanya Lumine menginjak kaki si rambut merah itu, sambil menatap tajam dan menunjuk ke arah tanda namanya yang terpampang 'HOTARU'.

Heizou hanya memandang Lumine aneh, "maksud?" Tanyanya. Lumine hanya menanamkan matanya ke arah Heizou. Peka dengan situasi yang tegang Khateryn menyampuk "Heizou, kamu boleh duduk di tempat duduk Sora dulu buat sementara waktu".

"Siap bu" ucapnya, Lumine yang melihat itu merasa sedikit tidak senang. "Dia mengambil semuanya dari kakaku, bahkan gelarnya sebagai anggota 4NEMO adakah dia bermaksud untuk menggantikan Aether, jika begitu tidak akan aku biarkan". Mata Lumine memerah dan berkaca.

"Aether ini meyebalkan tapi aku rindu kau"
Gumam Lumine diiringi dengan air mata yang mengalir tanpa sengaja.

****

Lumine berjalan keluar dari kawasan sekolahnnya. Dia berjalan dengan tatapan yang kosong. "Oi Hotaru, mau kemana kau?" Namun semestinya panggilan itu diendahkan oleh dirinya.
"Oi, HOTARU!".

"Ahhh berisik sekali, biarkan aku sendiri"
Lumine terus berjalan dan berjalan, sehinggalah dia tiba di hadapan bangunan putih yang sangat dibencinya ini.

'Rumah Sakit Zhu'

Ya, disinilah Lumine beberapa minggu ini. Akhirnya dia berdiri di hadapan pintu yang tertera di sana nombor '0398'.

"Oh Lumine, kamu udah pulang, loh mukanya kok kek nenek-nenek gitu kamu kenapa??"
Lumine mengangkat kepalanya matanya sudah memerah dan berkaca-kaca tangisan itu sudah tidak dapat ditahan.
"Aether...." Lumine berlari menghumban wajahnya ke tubuh aether. Dia membenamkan wajahnya di dada bidang Aether.

"Lumine, hei kamu kenapa??"
Aether mengusap-usap punggung Lumine yang terlihat bergetar sudah dipastikan jika adiknya itu sedang menangis.

"Kamu kok sakit-sakit aja terus, setelah kamu pingsan waktu itu kamu jadi sering sakit kan...aku...takut... perasaan aku ngak enak, kamu benaran gakpapa?" Tanya Lumine, suaranya terdengar serak mungkin kerana sedang menangis, setelah waktu itu dia jadi lebih sakit-sakitan, kepalanya sering pusing, tidak dilupa juga mimisan dan mual yang datang dengan paket lengkap.

"AHAHAHAH nah itu dia sisi overthinking Lumine hei kamu kok jadi alay kek gini aku biasa aja, bukan mau mati" ucap Aether dengan senyuman mengejek.

Lumine mengangkat kepalanya menghapus kasar air matanya lalu memukul Aether."AKU ITU PEDULI SAMA KAMU TAKUT KAMU KENAPA NAPA KAMU MALAH NGELUCU KEK GITU, AKU KELUAR. TERSERAH KAMU MAU JADI APA MAU SAKIT, ATAU APA TERSERAH KAMU".

Lumine berjalan keluar dan menutup pintu dengan kuat.
Aether tersenyum, "ngambek dia hahaha".

Sesaat kemudian senyumannya memudar. "Aku ingat semuanya... Lumine, princess of abyys, Lumine cukup hanya aku yang ingat semua itu, cukup hanya aku yang tanggung semuanya, kali ini aku tidak akan biarkan kamu terjerumus dalam kegelapan lagi, biarlah kamu bersinar selayaknya bintang"

Aether melihat dirinya dari cermin, mukanya tidak dinafikan terlihat pucat. Tiba-tiba dia melihat titik-titik darah di atas tangannya. Cepat-cepat dia mengambil tisu dan memberhentikan darah tersebut.

"Ini juga harga yang harus aku bayar"

***

..😇😇..
Aku ngak tau lagi harus nulis apa
Btw ending nya udah aku putuskan loh...huhu

Akan slow update karna aku lagi banyak urusan🥲🥲...

See ya🤸🤸

Maafkan aku kalau ada typo atau seangkatan dengannya 👄

4NEMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang