3 | enggak ada mending-mendingnya!

12K 2K 184
                                    


Kalau semenit yang lalu Zane merasa bingung, sekarang dia paham apa yang sedang terjadi: Sabrina sedang mengerjainya, karenanya saat pintu sebelah terbuka, yang muncul di baliknya adalah cewek itu bersama Bimo.

Ada yang ingat kejadian beberapa bulan lalu saat mereka belum jadian, Sabrina sengaja membawa Bimo ke apartemen Zane untuk membuatnya kebakaran jenggot? Nah, sekarang Zane merasa flashback.

Zane sadar, dia adalah pacar yang menyebalkan. Tapi ngerjain orang sebegininya ... udah keterlaluan nggak, sih?

"Babe!" Zane memanggil pacarnya dengan muka kaku. Pengen meminting leher sang cewek sekarang juga.

Yang dipanggil balik memandangnya aneh.

She looks a bit different.

"Babe?" Sabrina menaikkan sebelah alis dengan ekspresi bertanya-tanya.

And her voice too ....

"Ngapain kamu di sini?" Pandangan Zane pindah ke Bimo, tidak mengindahkan pertanyaan Sabrina. "Dan elo, Bim?"

"Yes, Bro? Mau ikut jogging?" Bimo ikut kompak berlagak bego. Tapi ingat dia berhutang budi pada sahabat lamanya ini, Zane mengurungkan niat untuk menggemplang kepalanya.

Sembari menyabarkan diri, pandangannya sekilas pindah ke tali sepatu yang sedang diikat Bimo. Kemudian ke running vest warna pink yang dipakai Sabrina.

"I really don't know what to say." Zane terlalu capek.

Dia nggak pernah ngerjain orang. Kalau ada yang ulang tahun, dia beliin kado, bukan dia gangguin. Jadi, kenapa sih orang-orang pada jahat begini? Zane can't relate.

"Then just shut up. Gitu aja kok repot." Sabrina menjawab seolah-olah ucapannya itu tidak menyakiti hati. "Ayo, Bim. Keburu panas."

Bimo bangkit dari posisi jongkok. Tersenyum ke temannya. "Duluan, ya."

"Pada mau ke mana, sih? Ini serius, kalian pergi berdua, dan gue ditinggal di sini?" Suara Zane naik satu oktaf, membuat satu alis Sabrina kembali terangkat, dan Bimo makin tercengang.

"Jogging. I've told you, right? Kita mau ke arah pantai, silakan nyusul kalau mau, kalau enggak ya udah." Bimo ikutan capek. "Please, jangan sekarang ributnya. She's in a good mood, dan itu langka. I'll talk to you later. Bye."

Cowok itu menggandeng tangan pacarnya, meninggalkan Zane terbengong-bengong di tempat.

Yang barusan ini nggak bener, kan?

Masa dia diam saja membiarkan pacarnya digandeng cowok lain meninggalkannya? Biarpun yang menggandeng itu cuma si Bimo, dan biarpun perginya cuma jogging ke pantai?

Pantai mana, lagi!? Shit! Emangnya mereka lagi ada di mana, sih?

Zane mengeluarkan lagi ponselnya dari dalam slingbag.

Canggu?

Why in the hell—


~


Panjangin dooong thooor! Enggak mau. Wkwkwk.

#notdatingyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang