23 | welcoming the red-haired sabrina era

4K 592 47
                                    




23 | welcoming the red-haired sabrina era



"Nggak ada yang ketinggalan?" Zane bertanya pada Rachel yang pagi-pagi sudah dia antar menuju lokasi workshop yang akan dia hadiri di Marriott.

Zane mengantarnya sampai lobby, memastikan temannya tidak kekurangan suatu apa pun sebelum berniat meninggalkan tempat, ketika kemudian sebuah wajah familier tampak berjalan memasuki hotel.

Tidak sendirian, melainkan bersama seorang pria, kisaran usia pertengahan dua puluh tahun. Keduanya berjalan berangkulan ke arah elevator.

Ah, bangke! Zane betul-betul lupa kalau pagi ini dia harus melihat Regina dan suaminya di lobby Marriott.

Double bangke karena semalam cewek itu masih ngewe di kamar Ismail. Bahkan tadi saat berpapasan di dapur, tuh cewek kampret masih sempat-sempatnya pasang wajah innocent walau sudah beberapa kali kena sindir.

Apa mulut Zane kurang tajem nyindirnya?

Ya masa Zane harus mengonfrontasi terang-terangan? Ogah, dong. Dia nggak mau ikut terseret masalah orang.

"Charger sama power bank, udah dibawa?" Zane memutuskan kembali fokus pada Rachel saja.

"Bawa, kok." Rachel menjawab sambil menunjukkan isi tasnya. "Aku bukan anak kecil yang ke mana-mana nggak bisa prepared, kali." Cewek itu mendengus pelan. "Udah, balik sana. Emang nggak keburu ada acara lain abis ini?"

"Enggak."

"Tapi aku udah harus masuk."

"Iya, nggak apa-apa. Sana, masuk. Aku liatin sampai kamu masuk."

Rachel manggut-manggut. "Makasih udah nganter ke sini, ya, Zane."

"Nanti kabarin kalau udah mau selesai acaranya."

Rachel mengangguk lagi dan melambaikan tangan.

Zane menunggu sampai Rachel menghilang di kerumunan.


~


Tiba di villa, orang pertama yang Zane lihat adalah Ismail bin Mail yang sedang rebahan sambil menyeruput es degan di ruang tamu dengan tampang bego, karena sama sekali tidak menyadari bahwa cewek yang semalam ada di pelukannya, pagi ini sudah ada di pelukan pria lain, yang tidak lain tidak bukan adalah suaminya sendiri.

Goblok.

Zane mendengus. Ingin menyeret Ismail ke Marriott sekarang juga. Tapi malas.

"Regina udah balik?" Zane berlagak polos, bertanya ke temannya.

Ismail menoleh dengan wajah datar. "Yoi. Masa di sini terus. Kayak nggak punya kerjaan lain."

Zane ingin menoyor muka temannya itu, tapi nggak jadi. Dia pilih melipir ke kamar Gusti saja, berdiri di ambang pintunya yang terbuka. Menatap Gusti dan Sabrina yang lagi main salon-salonan.

Welcome to the red-haired Sabrina era!



... to be continued

Sorry pendek buangettt. Lagi ada di tempat yang kureng kondusif boend.

#notdatingyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang