20

2.9K 138 71
                                    

Setelah mereka menghabiskan makanan yang dihidangkan, kini Sehun mulai membicarakan hal serius untuk masalah pekerjaan.

"Aku tidak akan berbasa-basi lagi nona Seungwan, sebelumnya kau pernah bekerja dimana?" kini Sehun mulai memasang wajah serius, menanyakan tentang pekerjaan Seungwan yang dulu.

Seungwan terlihat ragu, ia tidak mungkin mengatakan jika dirinya pernah bekerja di club malam, pasti pria didepannya akan memandang rendah dirinya.

"Aku...eemm......., pernah bekerja di kedai ramyun, ya..kedai ramyun milik bibiku,"berpikir sejenak, sebelum ia berbohong pada pria didepannya.

"Baiklah...mulai besok kau bisa bekerja disini nona Seungwan, aku menerimamu," Sehun mempekerjakan Seungwan dengan hanya menanyakan satu pertanyaan saja.

"Aku diterima bekerja disini?" Seungwan yang terlihat bingung karena Sehun hanya menanyakan satu pertanyaan saja, dan langsung mengatakan ia diterima bekerja direstoran ini.

Sehun hanya menganggukan kepala dengan tersenyum pada wanita yang ada didepannya. Serasa mendapat keberuntungan, dengan mudahnya ia bisa mendapat pekerjaan ini. Entahlah Seungwan tidak memikirkan hal lain, selain bahagia bisa diterima oleh bos muda ini.

"Terimakasih bos..aku akan bekerja dengan baik," semangat Seungwan.

"Tidak perlu memanggilku bos," tolak Sehun saat wanita ini, memanggilnya dengan sebutan bos.

"Lalu?" Seungwan terlihat bingung, Sehun adalah bosnya sekarang, tapi....kenapa ia tidak mau dipanggil bos.

"Panggil saja seperti biasa, kita kan teman, bagaimana?"

Seungwan memilih menganggukan kepala, percuma saja ia menolak, pria ini pasti akan memaksanya. Sehun tersenyum dengan keputusan Seungwan. Ia berdiri setelah selesai kegiatan makan mereka.

"Ayo, aku akan mengantarmu pulang," tawar Sehun pada wanita yang masih duduk didepan, dengan mata yang melihat kearahnya.

"Aaa...tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, lagi pula aku tidak mau merepotkanmu lebih banyak lagi, terimakasih Sehun, kalau begitu aku permisi," Seungwan bergegas bangun, dan pergi meninggalkan Sehun, yang masih melihat kearahnya.

"Dasar wanita aneh....ada pria tampan menawarkan diri untuk mengantarnya, kenapa ditolak....apa aku kurang tampan..ishh," Sehun hanya menggelengkan kepala, memandang punggung Seungwan yang keluar dari ruangannya.

Seungwan berjalan pulang, setelah diterima bekerja, walaupun bosnya adalah pria aneh, ya...tidak masalah, yang terpenting bagi Seungwan adalah ia bisa mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji.

********
Chanyeol yang berencana untuk pulang kerumah, kini mengurungkan niatnya saat ia mengingat bahwa dirinya sudah mengatakan akan datang kerumah Seungwan. Ia melajukan mobil ferrari merahnya menuju rumah Seungwan, alamat yang sudah wanita itu kirimkan tadi malam. Namun, karena ia mendapat telffon dari Yoona, akhirnya dirinya gagal menemui Seungwan. Kali ini Chanyeol tidak mau gagal lagi untuk bertemu dengan wanita itu. Rasa rindunya sudah diambang batas, ia ingin sekali segera memeluk wanita itu, meluapkan semua rasa rindu yang sudah menjalar dihatinya seperti penyakit, mungkin bukan penyakit berbahaya,tapi....efeknya akan membuat Chanyeol gila.

20 menit perjalanan, ya...jika Chanyeol yang menyetir sendiri tidak akan butuh waktu lama untuk sampai, apalagi jika menemui wanita yang ia rindukan. Chanyeol mengamati GPS yang terlihat dilayar handfonenya, memperlihatkan letak rumah Seungwan yang berada didalam gang kecil, membuat Chanyeol menghentikan mobil mewahnya tepat didepan gang Seungwan.

"Kenapa wanita itu bisa tinggal dirumah sempit seperti ini," Chanyeol berjalan masuk, menelusuri gang dimana rumah Seungwan berada. Mata Chanyeol melihat satu rumah kecil yang ada didalam gang ini.

Ia berjalan mendekat kearah pintu, yang ternyata pintu itu terkunci, tanda sang pemilik rumah tidak ada. "Kemana dia? Ini sudah sore, tapi ia tidak ada dirumah, apa dia salah memberiku alamat," pikir Chanyeol melihat sekeliling rumah ini yang sepi.

*********
Seungwan yang baru saja tiba, melihat mobil mewah berwarna merah berhenti tepat didepan gang rumahnya, membuat Seungwan menautkan kedua alisnya heran.

"Mobil siapa ini, kenapa ada didepan gang rumahku," Seungwan hanya menggidikkan bahu, dan berjalan masuk kedalam gang, agar segera sampai rumah, tubuhnya sudah merasa lelah, seharian hanya duduk bersama Sehun, membuatnya pusing, ditambah lagi saat melihat tinggkah bosnya itu. 

Mata Seungwan mendadak jadi aneh, seperti melihat bayangan pria yang sudah mengganggu hati dan pikirannya. Ia melihat kembali kearah pria yang sedang berdiri tegap didepan pintu dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Seungwan mengusap matanya lagi, mungkin ia salah lihat karena terlalu banyak memikirkan pria itu. Dan benar penglihatan Seungean tidak salah, pria itu memang sekarang ada didepan rumahnya.

"Darimana saja kau? Kenapa baru pulang," ternyata penglihatan Seungwan tidak salah, pria itu memang ada didepannya sekarang.

"Bukan urusanmu, ada apa kemari?" Seungwan berbicara tanpa melihat kearah Chanyeol yang masih berdiri disamping pintu.

Seungwan merogoh tas yang ia kenakan, mencari kunci rumah untuk membuka pintunya, beberapa saat kemudian pintu sudah terbuka, Seungwan melenggang masuk begitu saja tanpa mengajak tamunya masuk.

"Hey nona...kau tidak menyuruhku masuk?" Chanyeol bertanya dengan heran.

"Apa perlu?...bukankah kau akan masuk tanpa kusuruh," Seungwan terlihat marah, mengingat kembali saat pria ini bilang akan datang kemarin. Tapi...ternyata ia berbohong.

Chanyeol hanya mengekor dibelakang Seungwan, ikut masuk kedalam rumah kecil. Namun, terlihat indah dan nyaman dimata pria ini, melihat sekeliling rumah tidak telalu banyak barang-barang, hanya meja dan sofa kecil, foto, bunga hias, saja. Tapi terlihat begitu indah dengan penataan yang sempurna.

Keheningan melanda mereka, Seungwan yang mamilih masuk kedalam kamar untuk membersihkan tubuhnya, membiarkan pria ini sendiri diruang tamu. Chanyeol mendudukkan tubuhnya merenggangkan kedua otot-ototnya, lelah karena semalam ia harus menjaga Yoona yang belum sadarkan diri.

Seungwan keluar dari kamar, dengan rambut yang masih basah, ia berniat untuk membuat makan malam, sebenarnya ia sudah tidak lapar, tapi ia teringat tamu yang tak diundang datang dan mengganggu mood baiknya.

"Ada apa kau kemari tuan Park?" tanya Seungwan, saat berjalan melewati ruang tamu untuk menuju ke dapur.

"Tidak ada....aku hanya ingin tahu rumah barumu saja," bohong Chanyeol, untuk menutupi rasa rindunya. Seungwan yang semula ingin mendengar jika pria ini merindukannya, harus menelan pahit keinginannya.

"Eohh...kau sudah melihatnya bukan? Sekarang kau bisa pergi," usir Seungwan, membuat Chanyeol yang semula duduk, kini berdiri menghampiri Seungwan yang sedang menatapnya dengan wajah santai.

"Kau mengusirku? Hey...aku disini tamu, kau tahu."

"Ya...aku tahu, kau adalah tamu yang tak diundang," Seungwan menjawab denga nada santai.

"Tetap saja aku tamu nona, dan kau harus memperlakukanku seperti raja," Chanyeol berucap dengan kesal, karena mendengar kata-kata Seungwan.

"Sudahlah, katakan saja kau mau apa?" Seungwan mulai malas berdebat dengan pria didepannya. Chanyeol mulai mendekatkan tubuhnya dengan Seungwan.

"Aku rindu padamu," ucap Chanyeol tiba-tiba, dengan memeluk tubuh Seungwan, membuat wanita yang berada dipelukannya terkejut, mematungkan tubuhnya dengan membulatkan kedua mata indahnya.

Chanyeol semakin erat memeluk tubuh ramping Seungwan, mencium aroma tubuh wanita didepannya yang sangat ia rindukan, belaian tangannya bahkan suara desahannya, membuat Chanyeol semakin merindukan wanita ini.

Long Night With  Ceo ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang