Jovanka Fate || 05

5.8K 151 0
                                    

Setelah menghabiskan malam minggunya dengan ke tiga cogan itu, Jovanka semakin dekat dengan mereka, terlebih lagi Jovanka juga semakin dekat dengan sang pujaan hati setelah di antar pulang waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan malam minggunya dengan ke tiga cogan itu, Jovanka semakin dekat dengan mereka, terlebih lagi Jovanka juga semakin dekat dengan sang pujaan hati setelah di antar pulang waktu itu.

Yah, waktu itu Jovanka memang di antar pulang oleh Vero karena memang mereka menggunakan mobil Vero. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena Vero mendapat telepon dari orang tuanya, jadi mereka bertiga tidak kembali ke markas melainkan pulang ke rumah masing-masing.

Entah memang semesta berpihak kepada Jovanka atau bagaimana sehingga membuatnya hanya berdua dengan sang pujaan hati karena rumah Dilan dan Davi yang cukup dekat dengan mall. Sehingga membuat mereka meninggalkan Jovanka dan Vero berdua.

"Kakak udah punya pacar belum?" Jovanka tanya tanpa ragu setelah terjadi keheningan yang cukup lama.

Belum menjawab pertanyaan Jovanka, Vero melihat wajah Jovanka singkat, barulah ia bersuara dan menanggapi pertanyaan dari jovanka.

"Gue enggak punya pacar." Jawab Vero yang membuat Jovanka tersenyum.

"Ohh." Gumam Jovanka sembari mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"Kenapa?" Kini ganti Vero yang bertanya.

Mendengar pertanyaan Vero, membuat Jovanka cukup terkejut dan gugup. Bahkan senyumnya yang sedari tadi menghiasi wajah cantiknya kini sudah di ganti dengan bibir bawahnya yang ia gigit dengan ekspresi gugup.

"Lo suka sama gue?" Lanjut Vero bertanya dengan santainya tanpa melihat gadis cantik yang ada di sampingnya itu.

Jovanka di buat melotot dan terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan Vero. Terlebih lagi mobil yang mereka tumpangi berhenti karena lampu merah yang membuat Vero menatap wajah cantik Jovanka.

"Ha ha ha, kakak bisa aja bercandanya." Jawab Jovanka dengan tawa yang garing.

"Emangnya wajah gue keliatan bercanda ya?" Tanya Vero dengan mata tidak lepas menatap wajah Jovanka.

"Ehh, kak itu udah lampunya warna hijau." Ucap Jovanka mengalihkan pembicaraan.

Dan untungnya Vero sudah kembali fokus menyetir mobilnya. Kini ke duanya kembali di landa keheningan hingga sanpai di depan gedung menjulang tinggi, yaitu gedung apartemen yang Jovanka tempati.

Ya, Jovanka memang memutuskan untuk tinggal di apartemen karena dia ingin belajar mandiri, dan juga karena ke dua orang tuanya yang sering tidak ada di rumah dikarenakan pekerjaan papanya yang membuat mamanya ikut mendampingi kemanapun papanya pergi. Jovanka rasa tidak menyenangkan karena harus meninggali rumah besar itu sendirian, jadilah ia memilih untuk membeli apartemen saja.

"Terima kasih ya kak." Ucap Jovanka sopan. Baru saja ia akan meraih pintu mobil Vero, tiba-tiba Vero kembali membuka suara.

"Gue tau lo suka sama gue."

Deg, Jovanka kembali di buat terkejut dengan perkataan Vero. Sehingga membuat tangannya yang akan meraih pintu mobil di urungkan.

"Apakah ini saatnya?" Saatnya untuk Jovanka mengakui perasaan terpendamnya. Tanya Jovanka dalam hati.

"Gue tau lo sering merhatiin gue, bukan sekali dua kali gue tau. Bahkan waktu SMP gue juga sering ngeliat lo merhatiin gue, meskipun dulu lo enggak begitu terlihat. Tapi mana ada sih cowok yang enggak tahu lo? Meskipun enggak begitu menunjukkan diri dan bergaul kayak yang lain, lo populer di kalangan anak laki-laki. Apalagi makin kelihatan itu saat cara lo natap gue itu beda dari cara lo natap yang lain. Dari situ gue yakin kalo lo beneran ada rasa sama gue." Ucap Vero panjang lebar dengan PDnya.

Mendengar bahwa ternyata selama ini Vero sadar bahkan sudah tahu mengenai perasaannya. Mungkin memang ini saatnya ia mengungkapkannya. Jovanka menarik nafasnya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat dan membalas tatapan Vero. Kini keduanya sudah saling menatap dalam diam sampai akhirnya Jovanka berbicara.

"Iya, aku suka sama kakak sejak SMP. Tapi aku cuman bisa menatap kakak dari jauh dan terus memendam ini. Aku enggak tahu gimana bisa suka sama kakak, padahal kita enggak saling mengenal, bahkan hanya mengenal sebatas nama saja." Aku Jovanka panjang lebar dengan mata tidak lepas dari lawan bicaranya.

"Maaf kalo selama ini itu menganggu kakak. Aku janji bakal berhenti." Sambung Jovanka lagi dengan menundukkan kepalanya, karena merasa tidak enak. Mungkin Vero sudah jengah dan risih dengan Jovanka yang selalu memperhatikannya makanya Vero tiba-tiba membicarakan ini. Apa lagi Vero berbicara dengan santai dan ekspresinya yang biasa saja.

Tidak tahu saja bahwa kini Vero sedang tersenyum tipis dengan kelakuan Jovanka.

"Kenapa harus minta maaf? Gue enggak ke ganggu kok santai aja." Ujar Vero yang membuat Jovanka bersyukur dan kembali menegakkan kepalanya untuk menatap kakak kelasnya itu.

"Apa lagi di perhatiin cewek cantik kayak lo. Saat semua cowok kelimpungan cari cara buat dapetin perhatian lo dan gue malah dapetin dengan mudahnya. Bukankah, harusnya gue bersyukur?" Sambung Vero lagi.

Dan blushh, wajah Jovanka memerah seperti tomat dengan bibirnya yang tidak bisa menahan senyumnya. Lantas Jovanka menutup wajahnya dengan ke dua tangan mungilnya dengan maksud menyembunyikan wajahnya.

Sedangkan Vero di buat gemas sendiri dengan wajah memerah dan tingkah Jovanka. Dengan berani Vero mendekat ke arah Jovanka dan mendaratkan tangannya tepat di atas kepala Jovanka lalu mengelus lembut rambut Jovanka.

Usapan lembut di kepala Jovanka membuat Jovanka mematung dan menjauhkan kedua tangan yang menutupi wajahnya tadi. Dan benar saja kini wajah Vero tepat di depannya.

Cup.

Belum tersadar dari keterkejutannya, kini Vero mengecup singkat bibir Jovanka. Jovanka masih mematung mencerna apa yang baru saja terjadi, dengan kaku ia menyentuh bibirnya dengan tangannya dan menatap wajah Vero. Jovanka semakin di buat salah tingkah saat Vero mengedipkan sebelah matanya.

-jovankafate-

Kini Jovanka sudah berbaring cantik di atas ranjangnya dengan memikirkan kembali kejadian tadi saat Vero mengantarnya pulang. Jovanka benar-benar tidak menyangka jika Vero yang terlihat cuek dan dingin ternyata terlihat sangat berbeda saat dengannya tadi. Jovanka benar-benar di buat tidak percaya dengan semua ini.

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

Handphone Jovanka bergetar. Melihat nama yang terpampang jelas di layar handphonenya, Jovanka segera membuka room chat itu dan membalasnya. Senyumnya benar-benar tidak hilang dari wajah cantiknya. Semua orang yang melihatnya pasti akan langsung tahu bahwa ia sedang bahagia.

Ya, memang sejak kejadian di mobil tadi Jovanka dan Vero semakin dekat bahkan sudah bertukar pesan.

Oke, udah lama nggak update karena sakit dan ternyata setelahnya ada ujian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, udah lama nggak update karena sakit dan ternyata setelahnya ada ujian.
Kalo ada typo tandain ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan memberi komentar.

*Bab ini sudah direvisi jika masih menemukan kesalahan beri komentar.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang