Jovanka Fate || 25

5K 91 1
                                    

Vero sudah duduk santai diruang tamu dengan tujuan menunggu wanitanya, Jovanka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vero sudah duduk santai diruang tamu dengan tujuan menunggu wanitanya, Jovanka. 2 jam sebelum jam 8 malam Vero segera bergegas meninggalkan markas dan kembali ke apartemen Jovanka.

Bahkan ia sudah harum karena baru selesai mandi setelah memasak mie instan sebagai pengganjal perutnya. Ia tidak akan memasak karena ia pikir mungkin Jovanka akan makan diluar sebelum pulang.

Sudah pukul 20.30 WIB lebih, namun Jovanka belum juga menampakkan batang hidungnya. Vero mengerang kesal. Beranjak menyalakan tv untuk mengusir rasa bosannya.

Sudah 45 menit lamanya film tersebut diputar tidak membuat Vero mengusir rasa bosannya. Bahkan Vero tidak fokus menonton film karena kepalanya terus menatap pintu apartemen berharap agar pintu tersebut segera dibuka.

Titt...
Titt...
Titt...

Suara pin pada pintu apartemen ditekan membuat bibir Vero tersenyum bahagia. Vero tidak beranjak dari sofa, hanya menatap pintu apartemen tersebut dengan binar mata bahagia.

Benar saja, di sana, pintu itu terbuka menampilkan gadis cantik yang selama ini menganggu hatinya. Gadis cantik yang sedari tadi ditunggunya. Senyum Vero kian lebar kala gadisnya menatap kearahnya dengan tatapan terkejut dan sendu?

Vero beranjak dari duduknya dan mulai berjalan mendekati gadisnya yang saat ini masih terdiam mematung ditempatnya.

Vero menyeringai, menarik pinggang kecil Jovanka bermaksud mendekatkan tubuh Jovanka pada tubuhnya.

Masih dengan seringainya, Vero mengangkat tangannya menuju wajah Jovanka, menyingkirkan anak rambut yang berjatuhan menutupi wajah cantiknya.

“How are you?” Tanya Vero dengan suara berat dan serak membelai lembut pipi wajah gadisnya. Sedangkan Jovanka hanya diam mematung masih dengan keterkejutannya.

“Babe.” Panggil Vero dengan suara yang lirih berusaha menyadarkan Jovanka.

Jovanka menerjap-nerjapkan matanya yang sialnya terlihat sangat menggemaskan oleh Vero. Jovanka berusaha menyadarkan dirinya. Menundukkan kepalanya.

“Kenapa disini?” Tanya Jovanka lirih dengan berusaha melepaskan rengkuhan Vero pada pinggangnya. Bukannya melepaskan rengkuhannya, vero malah mengeratkan rengkuhannya pada tubuh Jovanka.

Vero tidak menyukai pertanyaan Jovanka. Bukankah sudah biasa dan wajar jika Vero berada disini? Mengapa Jovanka malah menanyainya? Seolah Jovanka tidak menyukai kehadirannya disini.

“Bukannya gue udah biasa disini?” Jawab Vero lembut berusaha meredamkan kekesalannya.

Jovanka semakin menundukkan kepalanya berusaha tidak menatap wajah laki-laki didepannya ini. Laki-laki yang sangat ia rindukan. Laki-laki yang sudah berhasil memporak-porandakan hatinya.

“Hey. Kenapa nunduk? Gue disini bukan dibawah sana.” Ujar Vero masih dengan nada lembutnya. Berusaha mendongakkan kepala Jovanka agar bisa Vero tatap.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang