Jovanka Fate || 38

4.2K 110 0
                                    

“Jadi kenapa?” Tanya Raya yang saat ini sudah duduk manis di atas kasur kamar apartemen Jovanka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jadi kenapa?” Tanya Raya yang saat ini sudah duduk manis di atas kasur kamar apartemen Jovanka.

Jovanka menunduk, ia takut bagaimana respon Raya setelah mengetahui bahwa ia hamil? Apakah raya masih mau berteman dengannya? Atau malah menjauhinya?

“Aku... hamil.” Jawab Jovanka lirih yang berhasil membuat tubuh Raya menegang.

“Jojo bercanda?” Tanya Raya berusaha menanggapi dengan candaan. Namun, gelengan kepala dari Jovanka membuat tubuh Raya melemas.

“Kenapa ceroboh banget sih?” Kesal Raya yang saat ini mulai emosi namun tatapannya menatap Jovanka sendu.

Jika sudah seperti ini bukankah akan semakin rumit? Sekarang diperut Jovanka sedang ada makhluk kecil yang hidup di sana. Makhluk yang entah akan membawa kebahagiaan atau kesengsaraan.

“Udah kasih tau Vero?” Tanya Raya sedikit emosi pasalnya saat disekolah tadi Vero bersikap biasa saja.

Jovanka mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Raya yang melihat anggukan dari Jovanka memelototkan matanya kaget.

Jika Vero sudah mengetahui perihal kehamilan Jovanka lantas bagaimana bisa dia bersikap sangat santai dan masih memamerkan kemesraannya didepan Jovanka.

Raya menghela napas, “Gimana respon Vero?” Tanya Raya tidak yakin.

“Kak Vero nggak mau tanggung jawab.” Jawab Jovanka dengan isakan pelan.

“ANJING.” Teriak Raya nyaring yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

Jovanka semakin menangis, air matanya semakin turun dengan deras. Ia sangat kaget dengan nada bicara Raya yang meninggi terlebih lagi Raya berbicara kasar.

Raya menghembuskan napasnya perlahan guna mengontrol emosinya, is kelepasan.

“Maaf, Raya nggak bermaksud, maafin Raya.” Ucap Raya dengan membawa tubuh Jovanka ke pelukannya.

“Kan udah Raya bilang, jauhin Vero Jovanka.” Ucap Raya yang masih sedikit geram.

“Aku udah berusaha jauhin kak Vero, tapi aku nggak bisa ngelepas dia dengan langsung. Jadi aku milih buat menjauh sedikit demi sedikit.”

“Iya, Raya ngerti tapi kalo udah kayak gini gimana?” Tanya Raya dengan mengelus punggung Jovanka menenangkan.

“Aku udah berusaha nahan kak Vero dan minta buat dia tanggung jawab buat anak ini bukan buat aku. Tapi tetep kak Vero nggak mau.”

“Bahkan kak Vero nyaranin buat gugurin bayi ini.”

Perkataan terakhir Jovanka membuat emosi Raya kembali naik. Namun, ia berusaha untuk tidak terpancing emosi. Raya tidak mau membuat Jovanka kembali ketakutan.

Dalam hati Raya mengumpat serapahi Vero. Vero adalah spesies laki-laki terbrengsek yang pernah Raya tahu dan yang menempati tempat kedua mungkin adalah sepupunya.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang