Jovanka Fate || 27

4.6K 118 1
                                    

Jovanka meraung-raung, menangis dengan keras tanpa takut didengar orang karena ia tahu bahwa kamarnya kedap suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovanka meraung-raung, menangis dengan keras tanpa takut didengar orang karena ia tahu bahwa kamarnya kedap suara. Melepaskan semua kekesalan dan kesakitan hatinya terhadap Vero.

Vero benar-benar jahat. Vero berhasil melukai hati gadis cantik yang selama ini dimanja dan disayang oleh kedua orang tuanya.

Hati jovanka kembali berdenyut sakit kala mengingat perkataan Vero tadi siang. Membuat dunia Jovanka seakan runtuh dan tak berdaya.

Seharusnya Jovanka tahu, tindakannya selama ini memang sudah masuk dalam kategori jalang.

Ia memuaskan hasrat laki-laki diluar ikatan pernikahan dan terlebih lagi ia memuaskan laki-laki tanpa ada hubungan spesial. Bahkan ia tidak mendapat bayaran untuk itu semua. Bukankah ia terlihat lebih murah dari pada seorang jalang.

Jalang bermain masih diberi imbalan. Sedangkan dirinya dengan suka rela memberikan tubuhnya tanpa imbalan.

Jovanka sadar, tapi Jovanka memilih berpura-pura tidak sadar dan terus melakukan kebejatannya. Berpikir bahwa Vero tidak menganggapnya jalang. Namun ternyata Vero menganggapnya jalang.

Flashback on

Dengan air mata yang semakin meluncur deras melewati pipinya. Dengan berat hati Jovanka mengeluarkan suaranya yang bergetar memberanikan diri untuk bertanya. Berharap agar Vero tidak menganggap dirinya seperti apa yang ada dipikirannya.

"Kakak anggap aku sebagai jalang?" Lirih suara Jovanka bergetar.

Jovanka menatap sendu kearah Vero yang saat ini tersenyum mengejek kearahnya. Bahkan saat ini Vero tengah terduduk di atas tempat tidurnya dengan mengangkat satu kaki kanan ke atas paha kaki kirinya.

"Siapa lagi? Renata sebagai kekasih yang bakalan gue nikahin nantinya dan lo, sebagai jalang yang nampung kebutuhan biologis gue." Ucap Vero santai tanpa memikirkan perasaan Jovanka yang kini sedang terluka.

Mendengar ucapan yang dilontarkan Vero jauh dari ekspetasinya membuat air mata Jovanka semakin luruh deras melewati pipinya.

Dunianya serasa hancur. Bahkan Jovanka tidak lagi kuat menopang berat tubuhnya. Jovanka terjatuh dan duduk.

Menundukkan kepalanya dalam. Tangisnya terdengar sangat pilu memasuki indra pendengaran siapapun yang mendengarnya.

Dadanya terasa sesak. Napasnya tersenggal-senggal. Jovanka berusaha menepuk keras dadanya kala terasa semakin sesak.

Sedangkan Vero yang sedari tadi melihat betapa terpuruknya Jovanka merasa sedikit kasihan. Hatinya sedikit berdenyut sakit dan merasa bersalah. Apakah ia sudah keterlaluan? Pikirnya.

Vero semakin tidak tega melihat Jovanka yang seperti ini. Memandang Jovanka dengan mata yang memancarkan kesedihan dan penyesalan akhirnya Vero mendekati Jovanka.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang