Jovanka Fate || 30

4.9K 114 0
                                    

"Akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya." Ucap Dilan dengan meregangkan tangan menikmati suasana yang sungguh jauh berbeda dengan Jakarta.

Bandung, disinilah mereka berada. Memutuskan berlibur kesebuah tempat wisata yang sangat populer dan banyak dikunjungi oleh wisatawan yaitu, Kebun Teh **** yang berada di Jawa Barat.

Mereka juga menyewa villa yang cukup dekat dengan kebun teh, bahkan hanya berjarak kurang lebih 2km saja.

Mereka menghela napas lega, setelah perjalanan yang cukup melelahkan dengan perkiraan waktu tempuh kurang lebih 2 jam 39 menit lamanya.

Lamanya perjalanan mereka tidak sia-sia. Lihatlah mereka tampak menampilkan ekspresi yang berbeda-beda namun sama dengan sorot mata binaran bahagia.

Mereka yang biasanya hidup dilingkungan panas dengan polusi udara yang cukup besar kini dapat merasakan betapa sejuk dan asrinya lingkungan perdesaan.

Mungkin ini memang keputusan yang tepat guna menyegarkan tubuh dan pikiran sebelum kembali bergulat dengan kegiatan sekolah.

Meskipun semua orang tampak senang menikmati lingkungan sekitar ternyata ada satu anak adam yang sedang melirik seorang anak hawa dengan tatapan kesal. Bagaimana tidak kesal? Pasalnya sedari berangkat hingga kini sudah sampai ditempat tujuan sang anak hawa itu sama sekali tidak melihat kearahnya. Andaikan melihat, melirik pun sama sekali tidak.

Vero, ya, itu adalah Vero yang sedang menggerutu kesal pada Jovanka. Terlebih lagi saat perjalanan, mobil diisi dengan percakapan antara Jovanka, Dilan dan, Davi. Bahkan Jovanka tak segan terus menampilkan senyumnya pada mereka. Ohh, Vero benar-benar dibuat mendidih mengingatnya.

"Ya udah yuk masuk villa." Ajak Dilan menatap Jovanka dengan kedua tangannya yang menggenggam tali tas miliknya dan Jovanka.

Jovanka menganggukkan kepalanya kecil dan mulai mengikuti langkah Dilan dengan Raya yang terus berada disampingnya, diikuti oleh yang lainnya.

Muka masam terpampang ketara pada 2 laki-laki lainnya. Vero dan Davi, lebih terlihatnya Davi. Karena Vero sangat pandai menutupi ekspresi, namun sorot matanya tidak bisa berbohong.

Dilan dengan terang-terangan dan sangat ketara menunjukkan bahwa ia begitu menyukai Jovanka. Lihatlah bahkan dia selalu mendahulukan Jovanka dari pada dirinya sendiri.

"Re, lo kok diem aja kenapa?" Tanya Fely kala mereka sudah duduk di sofa ruang tamu dengan mata yang menatap sekeliling hingga kini semua mata menatap ke arah orang yang diberi pertanyaan.

"Kamu sakit?" Tanya Vero cepat dengan sorot mata yang sedikit khawatir yang membuat Jovanka menundukkan kepalanya dan tersenyum kecut.

"Haa? Nggak papa, cuman agak pusing aja dikit." Jawab Renata dengan tangan yang memijat pelipisnya.

"Kak kamarnya gimana?" Tanya Jovanka pada Dilan.

"Kamarnya ada 3. Laki-laki jadi satu kamar. Sementara yang cewek dibagi dua." Sela Vero cepat hingga mendapatkan tatapan Jovanka.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang