Jovanka Fate || 45

4.5K 93 6
                                    

Jovanka hanya diam melamun di balkon kamar yang sudah cukup lama tidak ia tempati, ponselnya yang sedari tadi bergetar pun hanya jovanka abaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovanka hanya diam melamun di balkon kamar yang sudah cukup lama tidak ia tempati, ponselnya yang sedari tadi bergetar pun hanya jovanka abaikan.

Saat ini jovanka kembali ke rumah orang tuanya, jovanka dibawa pulang dan tidak diijinkan untuk tinggal di apartemennya.

Kedua orang tuanya mendiaminya sejak kemarin malam karena jovanka tidak mau memberi tahu siapa laki-laki yang sudah membuatnya seperti ini.

Jovanka tidak mungkin memberitahukan siapa papa dari anak ini.

Jovanka tahu jika kedua orang tuanya pasti sangat-sangat kecewa kepadanya. Jovanka sebenarnya tidak tega, namun apa boleh buat. Ini semua juga sudah menjadi janjinya dan untuk anaknya juga.

Jovanka juga sudah berusaha meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dirinya bisa membesarkan anak ini sendiri tanpa hadirnya figur seorang ayah.

Namun kedua orang tuanya menyangkal. Mereka mengatakan menjadi orang tua itu tidak mudah, terlebih lagi usianya yang masih belia. Jovanka belum siap dan belum bisa.

Jovanka terus saja menyangkal dan meyakinkan bahwa ia bisa dan akan belajar. Lagi pula juga ada mama, papa, brian, dan raya yang akan membantunya. Jovanka yakin bisa.

Bisa tidak bisa juga jovanka harus bisa. Keadaan sangat mendesaknya untuk bisa. Iya, dirinya memang sudah seharusnya bisa meski harus mengorbankan masa mudanya.

Jovanka meyakinkan diri dan terus berkata tidak apa-apa. Jovanka yakin hadirnya bayi ini akan membuat kehidupan jovanka semakin berwarna.

Jovanka mengangguk, jovanka yakin, dan jovanka bisa.

Tok...
Tok...
Tok...

Suara ketukan pintu kamar jovanka terdengar.

"Masuk." Ucap jovanka sedikit berteriak.

Pintu dibuka memperlihatkan asisten rumah tangga yang membawa nampan dengan gelas yang berisi air berwarna coklat kental.

"Ini susu hamilnya non, diminum ya." Ucap sang bibi dengan tersenyum manis.

"Iya makasih ya bi." Jawab jovanka juga membalas senyumnya.

"Mama sama papa di kamar ya bi?" tanya jovanka sebelum bibi keluar dari kamar jovanka.

"Iya non, bapak sama nyonya dikamar."

"Yaudah bi."

Asisten rumah tangga itupun segera keluar dari kamar anak majikannya dan kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya.

Didalam kamar jovanka menghembuskan napasnya kasar. Pikirannya berkelana takut jika kedua orang tuanya akan mengabaikannya dan mengusirnya dari rumah. Jovanka takut nanti dia jadi gembel dong? Kan enggak banget.

-jovankafate-

"Bangsat!!!" umpat orang di sebrang sana dengan kesal.

Jovanka FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang