Bonus Part

175 10 1
                                    

KANGEN BANGET SAMA KIKI DAN LIRA! *Padahal baru ditinggal 2 mingguan.
Akhirnya selesai juga itu UN. Doain nilainya bagus ya guys!

Mari kita lupakan sejenak masalah yang berkeliaran di SMA 2, Kiki dan Lira.
Bukannya melanjutkan cerita malah melenceng haha.
Buat yang nanya, setting waktu di 'Janji' ini pas mereka kelas 12, sekitar tahun 2017. Dan latar tempat kotanya sengaja dirahasiakan. Di Chapter 1, itu tahun 2015.

Hope you like it!

***

"AmazingLand?" Aku mengerutkan keningku.

"Iya, gue dapet tiket gratis gitu pas opening hari pertama, buat dua orang. Kan mayan tuh cuma 400 orang yang bisa masuk di hari pembukaan, padahal tempatnya segede gambreng. Terus gue bingung mau ngajak siapa. Eh, elo dateng."

"Gue dateng juga lo yang ngundang kali." Gerutuku. Kiki menyeringai. "Jadi mau nggak?"

Sehari di AmazingLand, taman bermain yang digembor-gemborkan salah satu wahana bermain terbesar dan terekstrem se Indonesia? Siapa yang nggak mau?

Tanpa kusadari terlebih dahulu, aku mengangguk.

***

Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu itu terdengar terburu-buru.

Aku membuka mataku sedikit. Jam digital di nakas baru menunjukkan angka 6.

Cklek! Pintu terdengar dibuka. Aku masih ingin tidur.

"Liraaa!" KIKI?!

"Hm." Gumamku tanpa membuka mata. Rasanya dilem pake lem UHU.

"Ayo kan mau ke AmazingLand!" Kiki menggoyangkan bahuku.

"Kan jam 8 open gate nya, 5 menit deh..." racauku. Perlahan aku mulai merasa hening. Tapi, tangannya mencekal tanganku, membuatku hampir membuka mata.

"Ra, bangun dong!"

"Bentar...."

"Cepetan bangun!"

"Hmm...."

"Kalo nggak bangun gue cium nih." Kalimatnya sukses membuat mataku terbuka selebar-lebarnya. Aku terduduk dan refleks menjauhi Kiki. Sang oknum malah tertawa terbahak-bahak.

"A...Ap...apa sih Ki?" Gila, aku malu banget!

"Lagian susah amat dibangunin! Wah ternyata manjur." Kiki terdengar bangga. Untungnya Kiki belum menyalakan lampu kamar.

Setidaknya Kiki tidak melihat pipiku yang memanas.

"Acaranya kan jam 8?"

"Ya pikir aja, lo mandi lama, belum lagi jalan jauh. Cepetan ah!" Kiki baru menyalaka lampu kamarku. Huh, aku sudah bisa menenangkan hatiku.

KENAPA HATIKU BUTUH DITENANGKAN?

Aku mendorong Kiki keluar, lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Aku kemudian meraih sweater tipis yang nyaman berwarna biru polos dengan tulisan 'Love is the end' dan kupasangkan dengan jeans biru tuaku. Aku memilih tas selempang berukuran agak kecil untuk menemaniku hari ini, lalu mengisinya dengan Smartphone-ku, dompet, earphone, tisu basah, parfum kecil dan tak lupa baju ganti. Saat akan keluar, jam baru menunjukkan pukul 6.29.

Kemudian aku menuruni tangga, mendapati Kiki sedang sibuk ngobrol dengan Mama.

"Iya, duh maaf ya ngerepotin." Mama banget.

"Nggak papa kok tante, saya ikhlas." Ugh, gombalan Kiki!

"Lira emang gitu kadang-kadang."

"Saya mah pantang nyerah kalo sama Lira, tante." Coba yang ngomong gitu orang lain, pasti sweet banget. Lah, ini Kiki?

Janji [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang