9 : A Story Between Us

147 13 2
                                    

"Makasih ya, Lira. Duh, tante jadi berhutang sama kamu." Tante Elina sudah mengatakan itu entah berapa kali dalam 3 jam ini.

"Serius tan, nggak papa kok. Udah kewajiban Lira buat jagain Kiki. Karena Kiki juga begitu sama Lira."

"Lira, lo sakit? Tuh kan, gara-gara ujan-ujanan ya? Nakal sih!"

"Lira, lo gak papa?"

"Mau ke rumah sakit? Lo pucet banget. Jangan-jangan, lo belum minum darah ya? Jangan-jangan, lo vampir?!"

Aku juga baru sadar, begitu banyak yang Kiki lakukan padaku selama 2 tahun ini. Bego banget, kenapa aku baru sadar sekarang?

Bentar, aku kok merasa ada yang bergerak di tanganku?

"Lira?" Suara Kiki mengejutkan semua orang di ruangan. Semuanya langsung mengerubungi Kiki, yang perlahan membuka matanya dan menggerakkan tangannya.

Aku tak bisa menggambarkannya.

Aku...bahagia dia membuka matanya, melihatku lalu tersenyum.

"Syukur, deh! Lo bikin kita khawatir, tau?" Gerutu Dena.

"Iya. Lira sampe nginep jagain lo." Sambung Kent.

Kiki menatapku lagi, seolah berkata 'beneran?'

"Iya, hehe. Abis gue khawatir setengah mati."

"Bukan khawatir lagi, Ki. Lira sampe nangis semaleman, tau?" Kata Kak Nina.

Kenapa semua orang memojokkanku begini?

"Makasih." Hanya satu kata yang diucapkan Kiki, tapi aku tahu semuanya baik-baik saja. Kiki, sahabatku, akan baik-baik saja.

"Maaf, bikin...lo khawatir." Ucapnya lagi.

"Lagian, lo sih. Gimana gue gak khawatir, coba?" Aku sebenarnya ingin bertanya alasannya melakukan ini, tapi kurasa bukan saat yang tepat. Setidaknya, jangan sekarang. Tahan perasaan kepo itu bentar, Lira!

Kami berakhir membicarakan makanan rumah sakit, dan apa saja yang terjadi di sekolah. Kiki terlihat excited. Dia bahkan tak terlihat seperti orang yang baru bangun dari koma semalaman.

"Eh, gue pulang ya. Semoga lo cepet sembuh." Rafa menepuk bahu Kiki.

"Gue juga. Jaga kesehatan, ya." Kent melakukan hal yang sama.

"Eh, ikut! Cepet sembuh, Ki! Itu fans lo sedang bersedih hati karena lo yang menghilang hari ini!" Aku tertawa mendengarnya. Fans Kiki?

"Thanks, guys."

"Lo nggak pulang?" Tanya Kent. Aku menggeleng.

"Gue dijemput, kok. Thanks ya, udah jemput gue kemarin malam."

"Sama-sama. Duh, gue bosen di'makasihin' mulu. Yaudah, bye Lira, bye Kiki!" Kent melambaikan tangannya, lalu menghilang di balik pintu.

"Lo disini dari semalem?"

"Kakak nelpon dia aja, 15 menit kemudian udah ada disini. Keren kan?" Kak Nina malah cengar-cengir sendiri.

"Makasih banyak, ra." Kata Kiki.

"Kiki juga sadar karena Lira ya?" Celetuk Tante Elina.

"Iya kali. Abis ada suara cempreng nan serak manggil-manggil nama Kiki...Aw! Gue masih sakit!" Protes Kiki saat aku memukul tangannya. Nyebelin banget. Tapi, aku senang kok. Kiki sudah kembali!

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." Mama memasuki ruangan tempat Kiki dirawat. Kak Nina menyalaminya, lalu Mama berpelukan dengan Tante Elina.

Janji [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang