6☑️👍

27.2K 3.2K 28
                                    

Brak...

"HAI SEMUANYA VIOLA YANG CANTIK DATANG NIH, MANA SAMBUTANNYA." Ucap Viola sambil melambaikan tangannya ala selebriti papan atas.

Semua orang pun menutup telinga mereka karena mendengar pekikan Viola yang begitu nyaring bahkan kaca jendela hampir mau pecah mendengar suara cempreng nya.

"Astaga telinga ku hampir saja tuli gara-gara teriakkan mu itu, Viola?" UcapHelena.

"Sorry." Ucap Viola sambil tersenyum manis.

Semua orang terkejut melihat senyuman Viola yang begitu manis karena selama ini Viola hanya memasang senyum palsunya saja.

"Astaga baru kali ini kamu tersenyum manis, Viola. Bahkan senyuman ini semanis gula pasir." Ucap Aurelia.

"Benarkah?" Ucap Viola tersenyum manis.

"Astaga jantung ku mau lepas melihat senyuman mu itu, Viola." Ucap Kevin.

Tanpa mereka sadari bahwa dari tadi Devan dan Gevano tertegun melihat senyuman Viola yang begitu manis seperti senyuman mendiang mama mereka.

"Senyum nya persis seperti mama." Ucap Gevano.

"Hm." Gumam Devan.

Setelah itu Viola menuju ke arah tempat duduknya yang paling pojok kanan dekat jendela kelas.

"Ooo iya kami minta maaf karena tidak bisa menjenguk mu selama di rawat di rumah sakit.". Ucap Juliet selaku ketua kelas.

"Tidak apa-apa kok." Ucap Viola.

"Ooo iya apakah hari ini ada pengambilan nilai?" Lanjutnya..

"Ada, pelajaran pengambilan nilai yaitu tentang tata Krama berjalan dengan sopan." Ucap Juliet.

"Ooo seperti itu, apakah kelas kita bergabung dengan kelas lainnya?" Ucap Viola sambil merapikan rambutnya.

"Kelas kita bergabung dengan kelasnya pangeran mahkota Gio." Ucap Aurelia.

"Bukannya kelas itu rata-rata anak Dewan ya?" Ucap Viola.

Sedikit informasi dewan di Academy itu seperti Osis ya teman-teman.

"Memang iya,tapi madam Irene yang menyuruh kita bergabung dengan mereka." Ucap Juliet.

Tiba-tiba Gio dan ke 4 sahabatnya memasuki kelas B kelasnya mereka Viola dan Helena.

"HELENA." Teriak Gio.

Helena terkejut mendengar Gio berteriak memanggilnya, sedangkan Viola memutar bola mata malasnya itu karena dia yakin kalau Ana mengadu kalau dia di bully.

Plak

Gio menampar pipi Helena dan Helena pun terjatuh ke lantai karena efek tamparan keras Gio,semua orang terkejut melihat kejadian itu sedangkan Viola langsung menghampiri Helena dan membantu sahabatnya itu berdiri.

"Apakah kau tidak memiliki sopan santun dengan datang ke sini langsung menampar sahabat ku?aku tidak menyangka seorang pangeran tidak memiliki attitude yang baik." Ucap Viola sambil bersedekap dada

"Sahabat mu itu sudah membully kekasih ku." Ucap Gio sambil menunjuk ke arah Helena.

"Memangnya kau punya bukti kalau Helena membully kekasih mu itu? Atau jangan-jangan dia hanya membual saja, padahal kami berdua dari tadi tidak membully kekasih mu itu." Ucap Viola menatap kearah Gio.

"Apalagi kami berdua langsung ke kelas " Lanjutnya.

"Kau berbohong." Ucap Gio.

"Aku tidak berbohong,tapi percuma aku mengatakan kepada mu kalau Helena dan diriku tidak membully kekasih mu. Karena aku yakin kalau kau tetap membela kekasih mu itu." Ucap Viola.

Semua orang terkejut melihat Viola yang tampak begitu berani kepada Gio yang bernotabene seorang pangeran mahkota.

"Lebih baik kalian keluar dari kelas ini,aku muak dengan wajah kalian." Ucap Viola.

"Viola Jaga bicaramu kepada pangeran mahkota." Ucap Devan.

"Untuk apa aku harus menjaga bicara ku,kak Devan?" Ucap Viola.

"Ooo iya satu lagi jangan pernah menampar sahabat ku lagi,kalau sampai kalau kau menampar nya lagi. Aku tidak akan segan-segan membalas 100 kali lipat kepada mu meskipun kau itu seorang pangeran mahkota." Lanjutnya menatap tajam kearah Gio.

"Viola." Ucap Helena tak percaya.

"Selama ini aku diam di saat kau membentak Helena, menampar nya bahkan mempermalukannya tapi sekarang aku tidak akan tinggal diam." Ucap Viola datar.

"Ayo ke UKS,pipi mu harus di kompres pake air dingin." Lanjutnya.

"Tidak perlu, Viola. Ini tidak sakit kok." Ucap Helena.

"Akh...sakit." Lanjutnya sambil menahan sakitnya di pipinya itu karena Viola menekan pipi Helena.

"Katanya tidak sakit, tapi kenapa kamu meringgis saat aku menekan pipi mu?" Ucap Viola polos.

"Kalau di tekan sakit dong, Viola." Ucap Helena.

"Kenapa kalian masih di sini,pergi sana." Ucap Viola sambil menatap tajam kearah Gio dan lainnya.

"Ayo kita pergi dari sini, pangeran." Ucap Athalla.

"Hm." Gumam Gio.

Gio dan sahabat-sahabatnya meninggalkan tempat itu sedangkan Viola langsung menatap kearah ke dua saudaranya.

"Kenapa kalian berdua tidak ikut keluar?" Ucap Viola.

"Kau lupa apa,Viola. Kalau kedua kakak mu itu satu kelas dengan kita?" Ucap Juliet.

"Apa? Ck,kenapa sih harus sekelas dengan mereka berdua ini." Ucap Viola.

"Drama." Ucap Gevano.

"Anjing." Umpat Viola.

Semua orang terkejut mendengar Viola mengumpat karena biasanya Viola tidak pernah mengumpat.

Bersambung...

MENJADI SAHABAT ANTAGONIS||HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang