Chapter 14

280 36 1
                                    

Tidak seperti biasanya, pagi ini Tsukishima datang lebih dulu menemui (y/n) yang baru tiba di kelas.

(Y/n) segera mendekat saat melihat Tsukishima memberi isyarat padanya.

"Nani, Tsukishima-kun?"

"Sedang apa kemarin malam di depan gymnasium?" tanya Tsukishima tanpa basa-basi.

(Y/n) jelas memasang wajah terkejut. Ia tkdak tau jika Tsukishima melihatnya.

"Kau melihat ku?"

"Orang-orang ramai membicarakan mu. Terutama para laki-laki. Ah tidak, di sana memang hanya ada laki-laki. Apa kau berniat untuk mencari perhatian mereka?"

Kei sengaja menekan kalimat terakhir.

"Tidak mungkin begitu. Aku hanya ingin melihat Tsukishima-kun berlatih saja."

"Kau yakin tidak ada niatan untuk menarik perhatian para laki-laki."

"Tentu saja tidak!" elak (y/n). Rasanya benar-benar menyebalkan saat di tuduh demikian.

"Jangan pergi ke gymnasium lagi!"

"Kenapa?"

"Kau tidak perlu pergi jika hanya ingin cari perhatian."

"Tapi aku tidak begitu."

"Dengarkan saja atau aku akan marah."

"Kok gitu? Marah kenapa? Terus bagaimana kalau aku ingin ke sana!"

"Sudah ku bilang tidak perl—"

"Aku ingin ke sana! Aku ingin melihat Tsukishima-kun berlatih!"

Pekikan (y/n) membuat orang-orang menatap ke arah mereka berdiri. Tsukishima segera menarik tangan (y/n). Pemuda itu baru melepaskan genggamannya saat tiba di tangga yang lebih sepi.

(Y/n) menunduk dalam. Merasa terkejut dan takut jika kekasihnya itu marah. Tsukishima sangat menakutkan jika marah.

"Aku hanya ingin melihat mu saja. Aku benar-benar tidak punya niatan untuk menjadi pusat perhatian," lirih (y/n) pelan. Matanya mulai berkaca-kaca.

Tsukishima meremas rambutnya sendiri. Entah kenapa rasa bersalah menggelayuti hatinya saat menatap (y/n).

"Apa itu tidak boleh, Tsukishima-kun? Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan mu saja. Jika tidak bisa, cukup dengan melihat mu saja juga tidak apa."

"Kedatangan mu memancing keributan anggota klub yang lain. Jika mereka tidak fokus saat berlatih itu akan jadi masalah besar. Kau tau kan sebentar lagi turnamen musim semi akan di gelar."

Seorang Tsukishima peduli dengan turnamen? Tidak. Pemuda itu bohong. Ia bahkan tidak perduli akan menang atau kalah. Tapi syukurlah (y/n) terlihat percaya. Tidak sulit bagi Tsukishima untuk mencari alasan yang bisa di terima oleh kepolosan gadis itu.

"Tapi aku benar-benar tidak punya niatan untuk memancing keributan. Aku tidak tau jika kedatangan ku ternyata mengganggu."

"Makanya kau tidak perlu datang lagi. Pulanglah ke rumah sebelum hari benar-benar gelap."

Lagi-lagi gadis itu hanya mengangguk polos. Tsukishima yang melihatnya semakin merasa bersalah. Padahal jika hanya ingin menonton mereka latihan boleh-boleh saja.

Tapi Tsukishima tidak akan membiarkan (y/n) menjadi bahan pembicaraan senpainya untuk yang kedua kali.

"Gomenasai, Tsukishima-kun. Sepertinya aku mengerti mengapa kau tidak memperbolehkan melihat mu latihan."

(Y/n) mendongkak menatap Tsukishima. Kilatan serius terpancar dimatanya. Membuat Tsukishima tiba-tiba merasa gugup serta berkeringat.

Tsukishima meneguk ludahnya dengan susah payah. Jangan-jangan gadis ini sudah tau jika Tsukishima hanya merasa cemburu.

𝐏𝐫𝐢𝐜𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 // [ᴛꜱᴜᴋɪꜱʜɪᴍᴀ ᴋᴇɪ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang