Gulf terbangun dan merasa dirinya sedikit pusing hari ini, tapi Gulf mengabaikannya dia harus menyiapkan anak-anak untuk berangkat kesekolah.
Setelah sebulan tinggal bersama Mew, Gulf sekarang yakin kalau dirinya adalah Gulf. Gulf begitu bahagia berada di keluarganya sekarang, ingatannya sedikit demi sedikit mulai kembali dan Gulf yakin cepat atau lambat semua ingatannya akan kembali.
Gulf kemudian mencium bibir suaminya yang masih terlelap dan kemudian beranjak ke dapur, Gulf ingin menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
Setelah selesai Gulf menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak Gulf kemudian membangunkan anak kembarnya. Dimulai dari kamar Alex, Alex sangat susah dibangunkan maka dari itu Gulf selalu membangunkan Alex terlebih dahulu.
"Alex, bangun sayang" Gulf membelai rambut putranya.
"Lima menit lagi papa" Alex menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Gulf tersenyum melihatnya. Mirip sekali dengan tingkah laku sang Daddy.
"Tidak boleh begitu sayang, Alex harus bangun, kalau Alex bangun lebih cepat, kita bisa bertemu Nasya nanti setelah pulang sekolah" Gulf membujuk Alex dengan menggunakan Nasya. Alex dengan segera bangun dari tidurnya.
"Sekarang Alex mandi, papa akan membangunkan Nata" Alex mengangguk mendengar ucapan papanya. Gulf tersenyum dan mencium puncak kepala Alex dan kemudian meninggalkan kamar sang putra menuju kamar putrinya di sebelah kamar Alex.
Gulf mengelus kepala putrinya dengan sayang, Gulf tersenyum ketika Natasha membuka matanya.
"Pagi sayang, Nata janji pagi ini membantu papa membuat sarapan kan?" Gulf bertanya pelan sambil merapikan rambut Nata yang sedikit berantakan karna baru bangun tidur.
Nata mengangguk semangat mendengar ucapan sang papa.
"Nata mandi dulu ya, papa tunggu di dapur" Gulf mencium kepala putrinya itu dan kemudian meninggalkan kamar.
Beginilah rutinatas Gulf setiap pagi, setelah membangunkan kedua anaknya Gulf dengan segera membangunkan Mew.
"Boo bangun, sudah pagi" Gulf membelai pipi suaminya. Mew menggeliat pelan kemudian membuka matanya. Mew langsung tersenyum melihat istrinya.
"Segera mandi ya, aku akan menyiapkan sarapan" Gulf mencium bibir suaminya itu setelah Mew mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.Mild berjalan perlahan di loby rumah sakit ini, tidak lupa alat penyamaran yang di gunakan Mild agar orang-orang tidak mengenalinya.
Mild berpakaian seperti perawat sekarang, memperhatikan orang di sekitarnya agar tidak ada yang mencurigainya. Jangan lupakan plastik besar yang sedang di bawahnya.
Mild tersenyum begitu menemukan pintu ruangan yang akan di tujunya. Mematikan CCTV ke ruangan itu dan mengetuk pintunya selama lima kali.
"Masuk" setelah mendengar suara dari dalam Mild kemudian masuk ke ruang rawat itu.
"Maaf kan aku Type, aku baru bisa mengunjungi mu sekarang" Mild merasa bersalah kepada Type.
"Tidak apa-apa Mild, aku senang kau bisa datang hari ini" Type membalasnya dengan tersenyum.
"Aku sudah mengarahkan Tharn pada keluarga Gulf seperti yang kau inginkan" Mild berkata pelan. Type terdiam sesaat kemudian tersenyum tapi Mild tau itu bukan senyum kebahagiaan.
"Kau terluka, tapi kau tetap ingin melakukannya" Mild menatap Type sedih.
"Aku ingin melindungi Gulf, aku tidak ingin dia terluka lagi karena ku, seharusnya kami tidak bertemu dua tahun yang lalu" Type meremas rambutnya. Mild telah memberi tahu Type jika Gulf sedang ketergantungan obat terlarang karena perbuatan orang tua angkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten love END
Fanfiction"papa" anak kecil itu memanggil Type dengan sebutan papa. Type hanya menatap heran anak itu. 'sejak kapan aku memiliki anak?' pikir Type. "dia bukan papa, sayang" Mew mengendong sang anak. . . "bekas apa yang ada di perut mu Type?" "bekas operasi...