🍁 Tiga 🍁

7K 701 34
                                    

Selamat malam anak-anakku tersayang 🥰

Episode 3 Friska hadir nih!!!

Siapa yang nunggu? 🤭

Semoga terhibur dengan episode 3 ini dan hati-hati jangan sampai emosi 🤭

Yukk dibaca dan ditandi typonya kalau ada ya..

Selamat membaca 🤗🤗

Belum sempat Friska membalas, bel rumah keburu berbunyi. Sepertinya tamu mereka sudah datang.

"Hai Ma," sapa Herlan ketika kedua orang tuanya datang.

"Hai, eh kok Friska kelihatan kurus banget? Kamu nggak nafkahi dia Herlan?" tuduh Gina.

Herlan mendengus dalam hati, Mamanya sesayang itu sama Friska, sampai menuduhnya demikian. Kadang dia juga heran kenapa mama dan papanya begitu menyayangi Friska, perempuan busuk yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan keluarga mereka.

"Herlan!" tegur Gina

Herlan tersentak dari lamunannya.

"Kamu ditanyain malah melamun!" kesal Gina pada putranya.

"Maaf ma," ucap Herlan.

"Ya udah, duduk dulu deh. Kamu datang-datang malah nodong dia dengan pertanyaan begitu!"

Harun berucap sembari menyeret sang istri untuk duduk di kursi ruang tamu. Sementara Friska merasa tidak enak hati, sebab yang selalu Mama mertuanya tanyakan adalah keadaannya lebih dulu daripada Herlan yang berstatus anak kandungnya.

"Mama apa kabar?" tanya Friska sembari tersenyum.

"Baik dong, cuma kena penyakit malarindu ke kalian aja," jawab Gina.

"Friska juga Ma."

Friska senang sekali berada di tengah-tengah Gina dan Harun, serasa dia berada bersama dengan kedua orang tuanya. Dia tidak dapat membayangkan kalau akhirnya dia dan Herlan berpisah, sudah pasti dia akan merindukan mereka.

Setelahnya Gina mengambil alih Liana dari gendongan Friska.

"Cucu Oma," sahutnya dengan nada gemas.

"Oma, Oma tantik," ujar Liana dengan suara cadelnya.

"Waduh, udah pandai bicara Liana, cucu opa yang cantik."

Kali ini suara Harun yang mengudara. Friska tersenyum. Setidaknya meskipun Herlan tidak menerimanya, namun semua anggota keluarga laki-laki itu menyambut dengan hangat.

"Kamu belum isi juga?"

"Liana masih kecil Ma!" tegur Herlan.

Heran dengan ibunya yang menodong mereka dengan pertanyaan itu bahkan ketika usia Liana baru genap setahun.

"Ya, biar Liana ada temannya Lan," sahut Gina.

"Enggak deh! Tunggu Liana 5 tahun," tegas Herlan.

Sementara Friska yang mendengarnya hanya mampu tersenyum pahit. Liana 5 tahun, mereka pasti akan segera bercerai.

Hidup Friska sangat miris dan Liana juga harus merasakannya. Sayang sekali karena anak itu bahkan tidak tahu apa-apa.

Friska tidak tahu sampai kapan Herlan akan berpura-pura dengan hubungan mereka. Dia tidak tahu sampai kapan kebohongan ini akan terus berlanjut, namun rasanya dia tidak ingin lagi membohongi Gina dan Harun. Tapi Herlan sepertinya ingin main-main rumahan mereka tetap berlanjut.

"Ma, Pa, Friska udah masak banyak. Sebelum dingin kita makan dulu ya," tutur Friska pelan bermaksud untuk menyudahi percakapan yang dia sendiri tahu bahwa sang suami tidak akan menyukainya.

Friska (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang