7.

3.3K 374 5
                                    

************
Jennie POV


Aku dan lisa sudah sampai didalam restoran, kami langsung menuju ruang vip yang sudah dipesan. Jisoo dan CEO itu sudah duduk dimeja.

"Annyeonghaseyo, maaf sebelumnya ada sedikit urusan" aku dan lisa menyapa dengan sedikit membungkuk.

Kamipun duduk lalu memesan makanan, kami berbincang santai. Lalu aku dan jisoonie tengah mempelajari semua draft kontraknya secara detail, aku tidak mau ada yang salah satupun.

"Kurasa semuanya sudah jelas da kyung-ssi, aku setuju dengan kontraknya, bisa kita tanda tangani sekarang?" Ucapku

"Jennie-yaa, aku suka semangatmu ini, baiklah semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucapnya

Kamipun menandatangi kontrak itu, tak lama da kyung berpamitan untuk pergi lebih dulu karena masih banyak urusan.

"Akhirnya selesai juga, jendeuk kau akan semakin sibuk kedepannya dan kau manoban jangan buat mood kekasihmu hancur" ucap jisoonie

"My fiancee unnie, ingat itu" kupukul lengan jisoonie dan lisa yang tertawa mendengar ucapan jisoonie

************
Jennie POV

Waktu terus berjalan 1 bulan lagi menjelang pernikahanku dan lisa namun mengapa keraguanku semakin mendekati pernikahan semakin bertambah besar, apa ini hanya kekhawatiranku saja, mengapa aku selalu saja mudah tersulut emosi dan cemburu pada siapapun yang kurasa menganggu hubunganku dan lisa.

Aku memang posesif tapi rasa ini sepertinya jauh diatas kata posesif itu sendiri, aku hanya begelut dengan pikiran burukku. Entah sudah tak terhitung berapa kali aku dan lisa selalu bertengkar karena hal kecil, hal kecil yang aku permasalahkan, namun sebaliknya lisa selalu sabar menghadapiku, aku selalu merasa bersalah setelahnya.

Mianhae lili aku tidak dapat mengontrol perasaanku.

Aku dan lisa sibuk dengan dunia kami masing-masing namun kami tetap berkomitmen untuk saling memberi kabar setiap harinya karena kita pasti akan jarang bertemu

Jadwalku benar-benar padat, belum lagi sekarang aku menjadi BA Hera sudah pasti banyak yang harus aku jalani semua berhubungan dengan promosi yang cukup menguras energiku.

Lusa adalah acara penting bagi lisa namun aku tidak bisa menemaninya. Kami tidak bisa mengumbar kemesraan kami didepan umum karena keinginanku dan lisa memikirkan masa depan karirku, sudah kubilangkan lisa selalu mementingkanku diatas segalanya, meskipun aku yakin sebenarnya keputusanku menganggu perasaanya.

"Jennie unnie kau sudah memberi tahu lisa tetang keberangkatanmu ke paris?" Tanya chaeng

"Jadwalnya bersamaan dengan acara penghargaan lisa, aku tidak mau meninggalkannya dimoment penting baginya, aku takut dia marah, aku sudah janji, bagaimana ini chaeng?" Ucapku gusar

"Kau ini bagaimana jen, waktumu mepet sebaiknya segera kau bicara padanya" ucap seulgi yang baru datang dan mendekat kearah kami.

"Seulgi-yaa, bisakah aku pergi setelah acara lisa selesai, bantu aku bicara pada agensi bersama jisoonie" ucapku merengek.

"Aku sedang mengusahakannya jendeuk, aku akan bicara lagi pada sajangnim" ucap jisoonie menenangkanku

"Unnie aku mohon kali ini, aku sudah beberapa kali tidak bisa menepati janjiku untuk hadir dimoment pentingnya, aku yakin lisa sebenarnya kecewa, namun dia berusaha untuk memahami pekerjaanku" aku sedikit terisak

"Unnie, jangan menangis kuyakin lisa pasti mengerti" chaeng mengusap pungunggku

"Kalo begitu kita pergi sekarang jen, kau bukannya mau menemui lisa ke rumah sakit, kajja"ucap jisoonie

Aku mengangguk lalu jisoonie merangkulku dan membawaku kemobil. Kami berangkat menuju rumah sakit, aku akan pulang bersama lisa.

***

Sesampainya disana aku langsung menuju kantin rumah sakit sambil menunggu lisa. Aku sudah mengiriminya pesan bahwa aku sudah di rumah sakit.

Seseorang melambaikan tangannya dari lorong sana, berjalan kearahku, tubuh jangkungnya, wajah yang dapat mempesona setiap mata, rambut indahnya dan senyum dibibirnya, itu milikku semua.

Aku membalas lambaian tangannya, aku sungguh ingin memelukmu lili.

Dia duduk disampingku dengan senyum lebar dibibirnya.

"Pergi sekarang?" Tanya lisa

Aku mengangguk dan mengedipkan satu mataku.

"Nini jangan menggodaku disini, hentikan genitmu itu" ucapnya malu

"Wae, aku genit hanya padamu"

Kamipun berjalan menuju parkiran, ingin sekali bergelayut manja ditangannya namun aku harus menjaga sikapku, kami segera melajukan mobil.

Aku meminta lisa untuk membeli ice cream sebentar.

"Tumben sekali ingin makan ditempat?" Tanya lisa

"Hanya ingin lili" ucapku lirih

Kamipun melahap ice cream yang kami pesan, namun otakku sedang berpikir keras untuk membicarakan soal kepergianku ke Paris.

"Li" ucapku lembut

"Iya sayang kenapa?, kau ini seperti bayi makan ice cream saja belepotan" ucap lisa lalu mengambil tissue dan mengusap ujung bibirku lembut

"Aku ada jadwal pemotretan sebuah majalah tapi di paris"ucapku lembut

"Hmmmm, Lalu? Tunanganku ini model internasional bukankah hal yang wajar jika berpergian ke luar negeri" lisa mengenggam tanganku dengan senyum lebar dibibirnya.

"Jadwalnya tepat dihari acaramu li" ucapku lirih

Senyum diwajahnya perlahan luntur, dia melepaskan genggamannya, melahap kembali ice cream dihadapannya. Belum ada kalimat yang dia ucapkan padaku.

"Li kalau kau mau marah, marahlah lampiaskan tapi jangan marah dalam diam itu menakutkan untukku". Ucapku sambil mengenggam kembali tangannya namun dia menepisnya.

"Lagi" dia menyunggingkan bibirnya "kenapa selalu dimoment-moment pentingku" lisa menggeleng kepala tak percaya.

"Li, tapi aku usahakan untuk bisa menghadiri acaramu terlebih dahulu, aku sudah minta jisoonie untuk berbicara pada sajangnim" ucapku

"Ayo pulang, aku lelah" lisa berdiri lalu berjalan menuju mobil  aku mengikutinya dan kami masuk kemobil lalu segera pulang ke apartemen.

Aku selalu tidak berkutik jika lisa sudah berada dalam mode ice queen nya, dia terlihat menakutkan jika seperti ini

But i love my ice queen.






















🖤❤💛💚💙🖤

"L Always Will" - JENLISA GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang