Semakin hari sellia mulai merasakan sedikit kesenangan berkat emira, yeah akhirnya sellia memiliki teman untuk sekedar berbagi rasa suka dan dukanya.
Seperti sekarang ini 2 gadis itu saling berbicara dan sesekali tertawa bersama didepan pohon apel sambil menikmati cookies coklat buatan emira.
"wah emira cookies ini benar benar enak" sanjung sellia
"syukurlah jika princess menyukainya"
"aku sangat menyukainya, jangan bosan bosan membuatkan aku cookies coklat lezat ini" pinta sellia
"permintaan anda adalah perintah bagi saya princess"
"huh sampai kapan kamu akan bersikap formal denganku?" tanya sellia, ia kecewa karena dengan emira bersikap formal kepadanya sellia merasa bahwa emira membangun benteng pertemanan yang terlampau tinggi sehingga sulit untuk dipanjat.
"maafkan saya princess, tetapi saya tidak bisa bersikap biasa kepada anda" sesal emira
"kenapa? karena saya princess?"
"iya princess"
"emira apakah kamu akan selalu menuruti permintaanku? "
"sudah pasti jelas itu princess"
"panggil aku sellia" pinta sellia tegas, ia sebenarnya tidak nyaman saat dipanggil dengan sebutan princess, karena ia sendiri tidak mengharapkan untuk naik tahta, bahkan sellia masih tidak mengerti dengan dunia aneh ini.
"eh ta..pii princess"
"SELLIA" pinta selia sedikit meninggikan suaranya.
"baiklah sellia"
Sellia yang mendengar itupun tersenyum manis menampakkan sedikit gigi rapinya itu sehingga terlihat sangat cantik.
.
.
.
Sudah hampir seminggu sellia tidak melihat vernon, mungkin karena vernon sedang menjalankan tugasnya diperbatasan, tapi sellia fikir itu bukan masalah malah keuntungan bagi dirinya, ia merasa bahwa hidupnya lebih baik saat ini daripada saat saat ia melihat batang idung vernon.
Sellia saat ini berencana akan pergi kepasar rakyat bersama dengan emira dan tentu dengan para pengawal, namun sellia meminta para pengawal untuk mengawal dirinya dari jarak jauh agar tidak ada yang mencurigai bahwa dirinya berasal dari kerajaan, lebih tepatnya dia diculik oleh orang kerajaan sih.
Sesampainya dipasar sellia berjalan jalan mengelilingi pasar dengan emira, dia banyak melihat barang barang antik yang nampak cantik di matanya.
"emira liatlah liontin itu, sangat cantik bukan" tunjuk sellia pada salah satu liontin berwarna merah muda yang sedikit bersinar itu.
"iya sellia, itu benar benar sangat cantik" jawab emira yang juga terpesona dengan liontin itu.
"aku menginginkan itu" ajak sellia sambil menarik tangan emira bersemangat.
"permisi, aku ingin membeli liontin merah muda itu" kata sellia sopan pada wanita paruh baya yang menjual liontin itu.
"pilihan anda sangat tepat nyonya, ini akan sangat cocok jika anda yang memakainya" kata penjual itu sambil memberikan kalung liontin itu ke tangan sellia.
"berapa?"
"3 koin perak saja nyonya"
"kenapa harga kalung sebagus ini hanya 3 koin saja?" pikir sellia
Entahlah sellia tidak ingin mengambil pusing, mungkin kalung ini hanya kalung imitasi.
Sellia memberikan 3 buah koin kepada penjual itu, setelah itu sellia membalik badan hendak meneruskan acaranya berkeliling pasar ini."tunggu nyonya" panggil sang wanita paruh baya
Sellia dan emira menoleh bersamaan dan kembali mendekati penjual kalung itu.
"ada apakah? " tanya sellia
"sebelumnya saya ingin meminta maaf karena lancang mengatakan ini, namun anda tidak seharusnya mempercayai siapapun didunia ini nyonya"
Jlebbbb
Ada apakah ini?
Apa maksud sang penjual itu?
Namun tidak ada yang salah dengan ucapannya, karena memang nyatanya orang paling ia percayai pun dengan sangat mudahnya membuang dirinya, hahaha sellia selalu saja merasa sedih saat mengingat kelakuan kedua orang tuanya itu."terimakasih atas nasihat nya"
Sellia lantas meninggalkan tempat itu, ia masi terus berjalan dengan bersemangat sambil sesekali menarik tangan emira, emira yang melihat kelakuan princessnya itu sesekali tertawa gemas karena menurut penglihatannya princessnya itu seperti anak kecil yang diajak piknik ditaman yang berisi dengan permen kapas
"aaa aku ingin memakan itu" sellia melihat seorang lelaki yang cukup berumur menjual sebuah cemilan dari buah stroberi yang disusun berjejer disebuah tusukan. Entahlah sellia tidak mengetahui makanan apakah itu, tapi yang ia yakin pasti itu sangat enak.
"tunggu sellia, ayo kita beli lainnya saja" kata emira yang berusaha mengajak sellia agar pindah ketoko lain.
"aku ingin itu saja, ayo lah emira"
"baiklah sellia" emira mengikuti sellia.
Tanpa mereka sadari, sosok wanita sedang menatap mereka berdua dengan intens dan senyum licik diwajahnya
..
.
Sellia memutuskan untuk mengakhiri kegiatannya hari ini, ia kembali dengan menaikki kereta kuda.
Sellia melihat pemandangan sekeliling jalan menuju kekerajaan sambil menikmati cemilan cemilan yang ia beli tadi.Sesampainya dikerajaan ia berncana untuk langsung kekamar merebahkan dirinya diatas kasur yang empuk itu, ia cukup kelelahan karena seharian berkeliling pasar, namub berkat itu ia merasa sedikit lebih baik.
Baru saat melewati aula sellia tiba tiba merasakan pusing dan perut yang sangat sakit, sellia sudah tidak sangup lagi untuk berjalan.
"agh agh" rintis sellia
Emira yang melihat itu panik mengampiri sellia yang sudah hampir terduduk dilantai
"ada apa sellia? apa yang anda rasakan? " tanya emira khawatir
Namun bukannya menjawab, sellia sudah tergeletak diatas tanah kerajaan.
"SELLIA" teriak sosok laki laki dari belakang sellia.
♡
♡
haii guys
double up xixi
atc aku masi agak bingung sama gimana cara peletakan konfliknya, but tolong maklumin, ini baru fisrt tulisan aku hehe22.03.22
F.
KAMU SEDANG MEMBACA
something I never thought [on going]
FantasySellia Mirandia Ramsentals.. Seorang ramaja kelahiran london yang berusia 17tahun.. Sellia tidak akan mengetahui apa yang terjadi saat dia menginjak usia 18tahun.. Sebuah perjanjian yang dibuat oleh orang tua sellia terhadap kekaisaran tirdhes yang...