1.2

4 0 0
                                    

Sellia kembali kekamar setelah selesai makan malam bersama anggota kerajaan, ia masi merasa malu akibat ulah yosi, sebenarnya itu bukan salah prince yosi sih, tapi namanya juga wanita, wanita selalu benar bukan?

"sudahlah lupakan kejadian tadi" kata sellia pada diri sendiri

tiba tiba...

"DAMN! KALO PRINCE YOSI BISA BACA PIKIRANKU, BERARTI VERNON JUGA BISA DONG?! " teriak sellia tiba tiba

"wah bisa gila kalo memang iya, jangan jangan sebenarnya dari dulu dia bisa tau pikiranku? apa apaan itu namanya melangar privasi ish" monolog sellia pada diri sendiri

"ahh tak tau lah, mending tidur saja" kata sellia sambil merebahkan diri dikasur mewah ala kerajaan.

Tidak perlu berlama lama sellia sudah terlelap dialam mimpinya.

"bukan, bukan aku pelakunya hiks hiks... "

"kamu pikir saya peduli kamu atau bukan pelakunya? " kata sosok pria paruh baya didepannya

"mama.. papa.. tolong sellia" ucap gadis tak berdosa itu pelan namun cukup didengar oleh orang didepannya.

"HA HA HA BODOH, KALIAN SEMUA BODOH, SANGAT SANGAT BODOH" tawa pria paruh baya itu menggelegar

Datangnya seorang pembawa titah dengan gulungan kertas ditangannya, sudahlah sellia menyerahkan hidupnya pada sang godness, mungkin memang benar bahwa kematian lebih baik dari pada terus menerus hidup dalam kesakitan.

"HUKUM PENGAL AKAN SEGERA DILAKSANAKAN" kata sang pembaca titah itu.

Orang yang akan memenggal sellia memasukki tempat hukum dengan pedang naga miliknya. Dia berhenti didepan sellia, menatap wajah gadis yang sangat ia benci.

Sellia mengangkat kepalanya berniat melihat langit untuk terakhir kali, namun belum sampai ia langit terlihat, ia malah melihat satu satunya sosok yang ia percayai berada didepannya dengan memegang pedang.

"vernon hiks.. hiks.. "

Bolehkah sellia berharap bahwa vernon akan menyelamatkannya?
Bolehkah godness?

Tanpa pikir panjang, vernon menarik pedangnya dan ......

"HUH.. HUH.. HUH" sellia terbangun dari mimpi buruk sambil memegang lehernya yang merasa nyeri, ia benar benar ketakutan hingga keringat dingin mengalir ditubuhnya, ia diam ditempat tak bergeming membayangkan mimpinya yang masih seperti kenyataan.

Sungguh tega kah sang godness dengan sellia? bahkan dimimpi saja sellia tidak pernah diizinkan untuk merasakan kebahagiaan.

Sellia berdiri mengambil air putih didekat meja riasnya.

Ctarrrr

Gelas berisi air itu pecah karena tubuh sellia yang masih bergetar ketakutan, sellia membersihkan serpihan kata tersebut.

"akhhh" kaca itu melukai tangan sellia, bisa dibilang lumayan dalam karena sellia tidak sengaja menapakan tangannya dipecahan gelas yang kecil kecil itu.

"hiks.. hiks.. hiks.. mama apa yang harus aku lakukan, aku benar benar tidak tau, aku..a..ku sudah berusaha menerima kenyataan ini, tapi tetap saja rasa takut selalu menyelimuti diriku hiks..hiks". Tangis sellia pecah, ia benar benar membenci segala kenyataan ini, ia merasa satu satu keadilan yang diberikan kepada sellia adalah kenyataan hidup yang tidak adil.

Tragis bukan?
Ia tidak mengerti dimana letak kesalahannya?
Namun mengapa seolah olah ia selalu tersalahakn disetian keadaan?

.

.

.

.

Seorang gadis memasukki ruangan yang nampak besar didalamnya, ia bermaksud untuk membangunkan calon ratunya.

Tok tok tok

Berkali kali ia mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam, ia berniat membuka pintu dan benar saja pintu itu tidak terkunci, gadis itu perlahan lahan mendorong pindu hingga menampakan gadis lain yang sedang tidur terduduk dengan kepala berada ditepi kasur dan pecahan gelas didepannya serta darah kering yang berada ditangannya.

Gadis pelayan itu cepat cepat masuk membangunkan sellia pelan.

"princess bangunlah" katanya sambil mengoyangkan tubuh sellia pelan

Sellia yang merasa terganggu tidurnya pelan pelan membuka matanya, ia terkejut dengan keadaannya yang berantakan.

"apakah anda baik baik saja princess?
Tanya pelayan itu sambil membantu sellia berdiri

"aku baik baik saja, tapi sepertinya aku belum pernah melihatmu hmm?"

"saya adalah pelayan baru anda princess" kata pelayan itu menjelaskan.

Sellia melihat bahwa pelayan itu masih sangat muda, bisa ia tebak kalau pelayan itu seumaran dengan sellia.

"kalau boleh tau siapa namamu?"

"maafkan saya telah lancang memasukki ruangan anda princess" kata pelayan baru itu ketakutan

"heii aku ingin mendengar namamu, bukan permintaan maafmu" kata sellia sambil tersenyum manis

Pelayan itu dengan takut takut memberi tau namanya kepada sellia.

"nama saya emira princess"

"hai emira, senang bertemu dengamu, aku pikir kita bisa berteman baik" kata sellia bersemangat sambil mengulurkan satu tangannya.

Emira yang melihat itu kebingungan, sellia melihat emira dengan gemas langsung menarik salah satu tangan emira untuk berjabat tangan.

"ini namanya jabat tangan, artinya kanu setuju jadi temanku" jelas sellia.

"eh tapi princess, pelayan tidak boleh berteman dengan para bangsawan"

"entahlah aku tidak peduli dengan itu, aku hanya ingin berteman denganmu, kamu tidak mau ya? " kata sellia dengan nada rendah

Emira yang melihat itu merasa bersalah.

"tidak princess saya terlalu senang untuk itu" kata emira sambil tersenyum

.

.

.

Haiii
Nambah karakter lagi nih
♡♡♡
21.03.22
F.

something I never thought [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang