32. [TUNANGAN]

4.2K 495 2
                                    


☜ HAPPRED ☞

Pagi ini terlihat cerah dari biasanya dikarenakan suasana hati penguasa itu sedang dalam keadaan baik dan wajah berseri. Tangan kanannya yang  berdiri di sampingnya hanya bisa menghela napas dan mengikuti dengan patuh tuannya.

Sean menyelinap masuk meninggalkan Victor di depan pintu.  Lelaki muda itu langsung melotot kemudian keluar sambil membanting pintu dengan keras.

Victor menatap heran pada tuannya yang keluar dengan wajah merah padam dan pergi berlalu dari sana tanpa sepatah kata. Victor yang penasaran memegang handel pintu untuk melihat apa yang terjadi.

"VICTOR!"

Victor hampir jantungan saat mendengar suara bariton milik Sean. Lelaki itu menatap heran pada Sean yang memelototinya dengan tajam membuat lelaki itu langsung berdiri tegak.

"ada apa Lord?"ujar Victor dengan bingung.

"ikut saya!"ujar Sean tak terbantahkan membuat lelaki itu dengan hati yang masih bingung mengikuti Sean dengan heran.

Michelle menolah ke belakang saat mendengar bantingan pintu. Gadis itu buru-buru memakai gaunnya. Di mana Hera? Gadis berisik itu sedang membuat manisan bersama ketiga pelayan itu.

Michelle segera melangkah ke arah pintu kemudian membukannya. Dan terpangpanglah keempat pelayan yang membawa beberapa mangkuk kecil manisan yang mengundang lelehnya air ludahnya keluar.

"putri? Anda akan ke mana?"ujar Izey dengan heran.

"saya mendengar sesuatu di luar dan pintu sempat terbanting keras"ujar Michelle.

"anda pasti salah dengar putri, kami tidak melihat siapapun di sini"ujar Hera.

"putri sudah mandi? Putri sedang ditunggu Lord di kereta kuda"ujar Roze dengan santai.

"untuk apa?"sela Michelle.

"putri lupa? Hari ini anda dan Lord akan memilih gaun pertunangan kalian"ujar Lily dengan semangat. Keempat pelayan itu membayangkan gaun indah yang akan terpilih nantinya.

"ya sudah, kalian tidak perlu mengikutiku"ujar tekan Michelle dengan tegas membuat mereka tidak lagi berkutik.

***

"Lord, putri sudah datang"ujar Victor memberitahukan Sean yang sedang membaca buku. Lelaki tampan itu menurunkan bukunya menatap ke arah pandang Victor.

Saat matanya bertatapan dengan mata cyan yang terlihat berkilau di balik terangnya matahari pagi, lelaki itu kembali memfokuskan dirinya pada buku membuat Victor keheranan sendiri pada tuannya yang terlihat aneh sedari tadi.

Michelle dibantu Victor menaiki kereta kuda kemudian duduk di depan Sean yang tidak mempedulikannya. Kereta kuda kini berjalan perlahan meninggalkan istana megah itu. Michelle menatap aneh pada Sean yang tidak biasanya.

Jangankan berbicara, menatap saja tidak.
"heii bodoh, apa buku itu sangat penting sekarang??"ujar Michelle dengan ketus. 

Gadis itu mendengus saat tak mendapat respon apapun. Michelle kemudian menatap heran ke arah buku Sean yang membuat lelaki itu tidak mau menatapnya.

She Is Railene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang