20. [Peresmian dan Pergi]

4.7K 632 2
                                    

***
"Halo kamu, iya kamu yang mampir ke part ini. Pernah dikecewain dan dihianati oleh orang tersayang kamu? Kamu berhak marah kok, tapi kamu diwajibkan untuk berdamai dengan hatimu. Pikirkan ke depan, saat kamu sudah berdamai maka rasa sakit di sana akan berganti kelegaan"
_@Harefa_Halu

☜ HAPPRED ☞

Keterdiaman yang dengan hembusan napas yang terdengar. Kedua orang pemilik kamar hanya saling melirik tanpa suara. Kamar yang dulunya dihuni oleh tiga orang kini tinggal dua dikarenakan sang pemilik sejak minggu lalu tiada.

"bahkan bau tubuhnya masih tercium di kamar ini"gumam Azzura sambil mengelus kasur tipis milik seseoramg yang sudah pergi.

Madelaine menatap ke arah Azzura dengan diam, kemudian ia menunduk sambil memilin kedua telapak tangannya.

"apa kamu menyesal telah membelaku Azzura? Maafkan aku tidak berbohong saat Bella menuduhku. Harusnya aku mengiyakan saja tuduhannya"lirih Madelaine.

"aku tidak menyesal Madelaine, aku hanya merindukannya, minggu lalu seperti mimpi bagiku, aku tidak menyangka. Aku mengenalnya sejak kecil, walaupun ia gadis emosional namun dia tidak pernah melukai sesamanya"ujar Azzura sambil mengelus kepala Madelaine dengan tersenyum tipis.

"terimakasih telah membela kebenaran Azzura"ujar Madelaine dengan tersenyum polos.

"yayaya, ayo kita segera bersiap. Kayle berkata jika ada rombongan dari kerajaan Moonlight yang akan datang sebentar lagi"ujar Azzura sambil menutup jendela.

Madelaine dan Azzura meninggalkan kamar yang sudah gelap dengan saling bergandengan tangan. Saat pintu sederhana itu tertutup, sesosok bayangan transparan duduk di atas kasur yang tadi di elus Azzura, menatap dengan sendu ke arah pintu yang tertutup tapi kepalan tangan mengepal.

Sean dengan wajah datar berdiri di pintu gerbang saat beberapa kuda yang ditumpangi oleh pemimpin kerajaan seberang terhenti.

"salam kepada Lord"ujar raja Benedic diikuti beberapa prajurit serta putra mahkota Oliver dan penyihir Care.

"salam untuk kalian semua, silahkan masuk"ujar Sean membimbing mereka masuk.

"apa ada keperluan mendadak sampai kalian datang jauh-jauh dari sini?"ujar langsung Sean tanpa basa-basi.

"maaf telah mengganggu waktu anda Lord, kami datang ke sini dengan niat baik. Kami hanya ingin menjemput putri bungsu kerajaan Moonlight"ujar raja Benedic dengan cepat.

Sean menautkan alisnya kemudian bersandar pada kursi kebesarannya sambil melipat tangan.

"saya tidak mengerti"ujar Sean.

"My Lord, kami sudah tau jika adik saya ada di istana ini. Mohon maaf jika kami tidak sopan, dia salah satu keluarga kami, mohon bantuan dan kerja samanya"ujar Oliver.

"seseorang yang kalian maksud tidak ada di sini. Jika kalian tidak percaya pada saya, saya dengan senang hati mempersilahkan bawahan kalian untuk memastikannya sendiri"ujar Sean dengan tenang.

"maaf jika lancang Lord, bagaimana bisa itu terjadi?"ujar Oliver.

"bawahan kalian kurang teliti, mungkin?"ujar Sean dengan tenang namun dapat menyentil harga diri raja Benedic.

***

Michelle menaiki satu persatu undakan tangga dengan cepat. Perasaannya tidak enak saat mendengar suara kacau yang terdengar sampai ke gua.

"awas saja jika  monyet tengil itu adalah dalangnya"geram Michelle.

Dan benar saja, seekor monyet kurus berambut orange sedang dikejar-kejar Sean. Michelle mengangguk-anggukkan kepalanya. Tunggu-tunggu, Sean?

She Is Railene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang