#7

948 170 14
                                    

©ahsahie

Pagi yang cerah, Asahi tengah sibuk mengoleskan selai cokelat pada roti panggang panasnya yang baru saja ia angkat dari pemanggang.

Setelah mengaduk larutan bubuk susu dan air panas, Asahi membawa sarapannya menuju ruangan tengah, hendak memakannya sambil menonton televisi rupanya.

Namun baru saja Asahi akan menikmati hidangannya, bel apartemennya berbunyi, menandakkan seseorang datang.

Asahi menaiki salah satu kursi kecil yang berada didepan pintunya, mengintip lewat lobang kecil sambil berjinjit sebab tak sampai, memastikan siapa yang datang bertamu sepagi ini selain kekasihnya.

Asahi menggeleng pelan, bibirnya mengerucut bingung, "Tak ada siapapun"

Tangannya meraih kenop pintu dan membukanya, dan yang pertama kali ia dapati adalah sebuah buket bunga berukuran cukup besar yang berada tepat didepan pintunya.

Asahi meraih buket bunga itu, membalikkannya dengan saksama, meneliti siapa sekiranya sang pengirim karena ia tak mendapatkan nama si pengirim.

Senyum Asahi terbit seketika, "Ah Yoshi!"

Tak menunggu waktu lama sampai akhirnya Asahi kembali masuk kedalam dan membawa buket bunga itu sambil tersenyum senang. Kakinya melompat kecil dengan kurva manis yang menghiasi wajahnya.

Asahi meraih ponselnya yang berada diatas nakas, menekan tombol angka itu dengan lihai diakibatkan hafal betul dengan nomor ponsel seseorang yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

"Asahi?"

"Terimakasih Yoshi!"

Yoshi yang baru saja membuatkan sarapan untuk dirinya dan sang putra dibuat terkejut dengan perlakuan Asahi yang tiba-tiba, terutama meneleponnya sepagi ini dan mengucapkan kata terimakasih.

Asahi terlonjak senang, "Aku sangat menyukai bunganya! Kau benar-benar tahu seleraku"

Yoshi mengernyit bingung dibalik sambungan telepon itu, dahinya berkerut pertanda bingung, "Bunga?"

"Iya, bunga yang kau kirimkan pagi ini sudah sampai! Aku sudah menerimanya, terimakasih banyak!" jawab Asahi semangat sambil menatap buket bunga itu. Yoshi memang tipikal laki-laki yang sangat lembut dan manis, wajar saja jika Asahi terlena akan sikapnya.

"Sayang," panggil Yoshi pada Asahi, dijawab deheman pelan karena Asahi masih setia memandangi buket bunga itu dengan saksama.

"Bukan aku tak mengirimkan bunga untukmu"

***

Asahi baru saja sampai didalam ruangan kerjanya yang berada digaleri seni milik sang kekasih, Yoshinori atau kerap disapa Yoshi.

Kanemoto Yoshinori, pria asli Jepang yang bernotabene sebagai seorang pemilik salah satu galeri seni terkenal di distrik Shibuya itu adalah seorang ayah tunggal beranak satu yang kini juga menjadi kekasih Asahi.

Asahi bekerja sebagai salah satu pemasok dan terapis seni di galeri itu sejak 3 tahun lalu. Kepribadian Asahi yang cenderung tertutup dan misterius membuat Yoshi kian tertarik pada dirinya, dan tanpa sadar malah mencintai pria manis itu.

Perasaan Yoshi kian bertambah saat mendapati sang putra, Kanemoto Akio atau yang biasa dipanggil Akio juga menyukai Asahi.

Akio kerap bermain di galeri seni milik sang ayah. Akio yang memang sedikit kesulitan berbahasa Jepang karena lahir di Australia itu menjadi kesulitan berkomunikasi dengan sesama, dan Asahi adalah salah satu pekerja Yoshi yang mahir berbahasa Inggris, itulah sebabnya mengapa Akio sangat menyukai Asahi, karena Asahi dapat mengajak Akio bermain tanpa harus memikirkan masalah bahasa yang digunakan satu sama lain.

Shibuya | JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang