#18

664 106 14
                                    

©ahsahie

"Apartemen yang bagus" Puji Haruto sambil tersenyum lebar saat tiba dikediaman sang kakak.

Asahi menggelengkan kepalanya pelan, "Jadi, sampai kapan kau akan menumpang dikediamanku?"

Haruto mengernyit heran sekaligus kesal, "Wah apa yang kau bicarakan barusan? Menumpang? Aku adikmu lho!" Seru Haruto lantang.

Asahi terkekeh pelan, merasa Haruto tersinggung akan pernyataannya barusan, "Bukan begitu maksudku. Apartemenku ini sempit, walau kamarnya ada 2 tapi salah satu kamar disini sudah kujadikan gudang untuk meletakkan perlengkapan melukisku"

Haruto yang penasaran langsung berjalan sambil menarik koper kecilnya untuk masuk kedalam ruangan yang dimaksud oleh Asahi.

Haruto membulatkan matanya terkejut saat melihat isi ruangan tersebut. Lebih pantas disebut sebagai galeri mini milik Asahi dibanding gudang.

"Ini galeri, bukan gudang!" Ujar Haruto sambil berkeliling didalam ruangan itu, matanya membulat membentuk binar.

Asahi tak sepenuhnya salah karena Haruto dapat melihat 2 lemari kaca berukuran besar berisikan alat-alat melukis dan kanvas disana. Namun dinding yang terasa begitu artistik membuat Haruto rasanya ingin berlama-lama diruangan tersebut.

Asahi menunduk dan mengambil alih koper milik Haruto, "Kau bawa pakaian? Aku akan menyiapkan pakaian gantimu. Tiga hari kedepan kau boleh memakai kamarku untuk tidur, kurasa itu waktu yang cukup panjang untuk beristirahat setelah perjalanan panjang"

Haruto menautkan sebelah alisnya, "Lalu kau?"

Asahi menunjuk sofa besar yang ada diruang tamu, "Aku bisa tidur disofa untuk sementara waktu. Aku akan membereskan gudang dan membelikan tempat tidur baru untukmu, maksudku jika kau memang berencana tinggal seterusnya denganku, aku tak keberatan sama sekali" Lanjut Asahi kemudian.

Haruto menoleh, "Bagaimana dengan alat-alat melukismu dan lukisanmu?" Tanya Haruto kemudian.

Asahi mengangguk pelan, "Aku berniat menyumbangkan beberapa lukisanku untuk galeri-galeri, kemudian alat melukis bisa kupindahkan ke ruang tamu. Toh tak ada tamu yang berkunjung kesini" Lanjutnya memperjelas.

Haruto menggeleng pelan dibuatnya, terheran-heran rupanya, "Kau sehat?"

Sedikit tak percaya atas apa yang baru saja Asahi katakan, Haruto merasa Asahi keliru atas ucapannya sendiri. Mengajaknya tinggal bersama? Kedengaran mustahil bagi seorang Haruto saat sang kakak tanpa ragu memperbolehkannya menetap di apartemen itu.

"Aku hanya bergurau, besok aku akan segera menyewa apartemen. Kau bisa menemaniku kan?" Tanya Haruto kemudian, kakinya ia langkahkan menuju dapur untuk melihat isi kulkas Asahi.

"Kau lapar?" Tanya Asahi saat melihat Haruto sibuk membuka kulkas dan rak penyimpanan miliknya.

Haruto mengangguk, "Temani aku ya besok?"

Asahi terdiam sejenak, kemudian akhirnya mengangguk diakhir, "Aku harus bekerja dulu, kan ku temani kau seusai bekerja" Finalnya, dibalas anggukan oleh Haruto dan senyuman tipisnya.

Asahi bergegas masuk ke kamar saat melihat Haruto tengah sibuk dengan roti dan selai didapur ketika dirinya tiba-tiba teringat akan sesuatu,

"Haruto, kau punya pekerjaan?" Tanya Asahi.

Haruto mendongak, matanya menyipit pertanda kesal, "Menurutmu?"

"Maksudku– jika kau belum punya pekerjaan dan ingin bekerja, aku bisa membantumu mencari pekerjaan. Namun tak masalah jika kau memang ingin bersamaku dan menikmati–" Ucapan Asahi terhenti saat Haruto datang menghampirinya dan menepuk surainya berulang kali dengan tatapan yang hangat.

Shibuya | JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang