#20

507 62 2
                                    


©ahsahie


Asahi sampai diapartemennya ketika jam menunjukkan hampir pukul 2 pagi. Asahi membuka pintu apartemennya ketika mendapati Haruto yang masih awas menatapnya sembari duduk disofa dengan wajah datarnya.

"Bukannya tadi dia sudah tertidur?" Batin Asahi bertanya-tanya, harap-harap cemas.

Haruto menoleh ketika mendapati Asahi seperti mengendap-endap masuk kedalam, "Kau darimana?" Tanya Haruto kemudian, menatap Asahi kesal walau Asahi yakin laki-laki bertubuh jangkung itu sudah mengantuk berat, terlihat dari matanya yang sudah memerah.

"Kenapa bangun lagi?" Tanya Asahi balik, kemudian berjalan mendekati Haruto dan duduk disebelahnya sambil membuka tali sepatu.

Haruto memutar bola matanya malas, "Aku haus, makanya aku bangun. Kau darimana sih? Jawab dulu pertanyaanku!" Serunya jengkel.

"Aku dari kantor, ada barangku yang tertinggal."

"Kau kan sudah janji besok akan menemaniku mencari apartment" Keluh Haruto kesal sambil menoyor kening yang lebih tua. Asahi yang mendapat perlakuan seperti itu, bukannya kesal, ia justru tertawa guna mencairkan suasana, "Tidak sopan! Aku ini bukan pemalas yang bangun siang, kepentinganku kulakukan, kau juga bisa kutemani besok"

Haruto hanya bergeming menatap Asahi, memunculkan tatapan kebingungan dari yang lebih tua, "Ada apa sih?"

Haruto berdecak, "Jangan berbohong. Kau habis bertemu Yoon Jaehyuk kan?"

Asahi mendongak terkejut, matanya sedikit membulat karena perkataan Haruto barusan.

Haruto merogoh celananya, mengangkat ponsel Asahi cukup tinggi dan menggoyangkannya, "Kau lupa bawa ponselmu, aku lihat riwayat panggilanmu dengan si brengsek itu"

Asahi mengernyit, "Haruto, bukan tanpa alasan-"

"Aku sudah tahu Asahi! Aku tahu aku akan bekerja dengan si brengsek itu di perusahaan kerja sama milik ayah dengan Bobby Yoon." Seru Haruto malas.

"Kau tahu?"

Haruto menggeleng heboh, "Tentu saja tidak. Awalnya aku benar-benar enggan ikut campur dengan pekerjaan ayah. Pikirku, aku ingin membuat bisnisku sendiri, bukan dengan melanjutkan perusahaan ini. Namun ibu bilang bahwa kau ada disini, aku tak ada pilihan lain selain bekerja disini agar dekat denganmu. Oh ayolah, aku benar-benar hanya ingin tahu apa yang kau lakukan disini, aku tak peduli walaupun aku harus bekerja dengan manusia gila itu" Jelas Haruto panjang lebar sampai terduduk. Wajahnya tampak gusar penuh kegelisahan.

"Haruto, maksudku apa kau yakin bisa bekerja dengannya? Aku tahu kau membencinya, tapi itu benar-benar masa lalu, aku bahkan sudah memiliki kekasih baru, dia juga sudah berkeluarga" Sela Asahi cepat.

Haruto mendengus kasar, "Aku juga baru tahu fakta bahwa aku akan bekerja bersamanya tepat detik ini. Kau tak ingat beberapa jam lalu aku baru saja mengatakan bahwa aku terkejut dia ada disini? Namun setelah itu aku mulai sadar bahwa ia adalah orang yang dimaksud ayah, orang yang akan bekerja denganku nantinya"

Haruto menatap Asahi tajam, "Aku tetap profesional dalam pekerjaanku, tapi untuk hal pribadi atau jika aku tahu dia menyakitiku, aku tak segan untuk membunuhnya tepat ditanganku"

Asahi mulai geram, sikap berlebihan Haruto ini sungguh menjengkelkan. Asahi segera mendorong Haruto menjauh, "Sudah cukup! Berhenti bicara tentang si Yoon itu! Aku mau tidur, dan aku harap kau segera keluar dari apartemenku!" Serunya keras kemudian berlari ke kamarnya.

Shibuya | JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang