#14

803 127 6
                                    

©ahsahie

Asahi bergerak gelisah, kakinya tak bisa diam saat melihat Haneul mulai memejamkan matanya sempurna, seperti tak ada lagi tanda kesadaran.

"Baiklah, tenanglah kumohon" Lirih Asahi seraya menenangkan dirinya sendiri.

Asahi baru saja menghubungi Jaehyuk dan laki-laki itu langsung mematikan teleponnya saat Asahi berkata Haneul dilarikan ke rumah sakit.

Asahi menghembuskan nafasnya pelan, "Dok– Haneul.."

Dokter tersebut mendekati Asahi, "Apakah beberapa jam sebelumnya pasien memakan sesuatu yang menjadi pantangan terhadap alergi?"

Asahi menoleh pada Haneul, kemudian menggelengkan kepalanya, "Aku tak tahu Haneul punya alergi apa"

"Bukankah kau ayahnya?" Tanya sang dokter sekali lagi, dibalas gelengan pelan oleh Asahi, "Aku teman dari orang tua pasien"

"Siang tadi aku sempat membawanya ke kedai es krim kemudian kami memakannya dan–" Ucapan Asahi terhenti saat dirinya mulai mengingat apa yang dikonsumsi Haneul beberapa waktu lalu.

"Kacang! Aku memberinya kue kacang" Seru Asahi kemudian saat mengingat sebuah kue kacang yang ia berikan pada Haneul tadi.

Sang dokter mengangguk pelan, seakan tahu apa yang terjadi saat ini, "Aku belum bisa memastikannya dengan jelas namun kurasa pasien punya alergi terhadap makanan dengan kandungan kacang. Jika kedua orang tuanya datang segera temui aku diruanganku" Lanjut sang dokter sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruang rawat.

Asahi kini duduk dalam diam tepat disamping Haneul, menarik salah satu tangan gadis kecil itu dan mengecupnya, kemudian mengelusnya sambil menggumamkan kalimat doa, berharap gadis cantik dihadapannya ini baik-baik saja.

Suasana yang semula tenang berubah menjadi suram ketika pintu ruangan didobrak keras dan seorang pria yang Asahi kenal muncul dengan membabi buta.

"Jaehyuk–"

"Ada apa dengan Haneul?!" Tanya Jaehyuk tajam sambil menatap Haneul dengan wajah memerahnya sebab panik.

Nafas Asahi yang semula masih cukup terkontrol berubah menjadi seakan tercekik saat matanya menangkap seorang wanita yang berdiri tak jauh darinya dengan wajah sama terkejutnya.

"BAJINGAN! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!" Pekiknya keras dengan amarahnya yang membabi buta pula. Serim hendak melayangkan sebuah tamparan pada Asahi sampai Jaehyuk tiba-tiba berlari dan menahannya.

"Serim, tahan" Ujar Jaehyuk sambil mendorong Serim perlahan.

"KAU MEMBELANYA?! BRENGSEK, SEJAK KAPAN KALIAN BERMAIN DIBELAKANGKU?!" Pekik Serim tak kalah kuat dari sebelumnya. Sang suster yang panik juga ikut menenangkan Serim.

Jaehyuk menatap Serim dengan amarah tertahannya, "Putrimu terbaring lemah, tidak bisakah kau menahan emosi duniawimu sejenak?!"

"Tolong jangan membuat keributan. Kalian harus pergi keruangan dokter" Kata sang suster kemudian sambil berusaha masih menenangkan Serim yang tampak sangat emosi.

Asahi hanya bisa menunduk, ia bahkan tak berani menatap Jaehyuk sekarang. Asahi mulai berani mendongakan kepalanya saat merasa mereka semua sudah keluar dari ruangan.

***

Seraya menunggu Haneul sadar, Asahi duduk didepan ruangan dokter yang berada tepat disamping ruang rawat Haneul.

Asahi bergerak gelisah, kakinya tak bisa diam dan giginya menggertak beberapa kali.

"Tak perlu perawatan intensif, pasien Haneul akan membaik beberapa hari lagi" Ujar sang dokter bersamaan saat dirinya membuka pintu ruangan.

Shibuya | JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang