Cerita konyol

26 9 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Aku memainkan ujung kemeja biru pastel yang kukenakan. Celingukan kesana kemari mencari seseorang yang kutunggu-tunggu kehadirannya.

Sejak mendengar fakta yang tidak masuk akal itu, otakku terus menerus di buat berpikir. Kukira Jea tengah bercanda, tapi melihat raut wajahnya tidak menunjukkan tanda bahwa dirinya sedang bergurau, aku jadi bingung.

Saat aku ingin meminta penjelasan lebih kepadanya, perempuan itu malah terkocar-kacir berlari kala mendengar suara melengking dari ketua kelas kami. Ternyata Jea belum membayar uang kas, pantas saja mirip buronan.

Disinilah aku. Di kafe dekat sekolahan untuk menunggu Jea. Dia sudah berjanji padaku kemarin untuk menjelaskannya secara rinci, aku pun tidak menolak.

Samar-samar kudengar langkah brutal mulai mendekati kursi tempatku duduk, sedetik kemudian, manusia yang di tunggu sudah ada di depan mata. Dia memegangi lutut, bernapas terengah-engah sambil merapikan rambut yang sudah mencuat kesana kemari.

Dengan senang hati kutawarkan, "Mau minum, Je?"

"Jadi begini, Lun... eh tapi janji jangan memotong pembicaraan ya!" Aku manggut-manggut nurut, menatap Jea yang berancang-ancang membuka suara.

"Kak Harsa suka kamu, Lun."

"Je—" Ucapanku terhenti di ujung karena melihat raut wajah seram dari perempuan itu. Ah baiklah, aku tidak akan menyela pembicaraan lagi. Itu tadi hanya refleks karena masih terkejut.

"Kamu pasti penasaran darimana aku tau rahasia itu kan? Pertama, aku adik Kak Harsa," ungkap Jea dengan nada serius. Aku sendiri tercekat, tidak sanggup mengeluarkan suara, hanya bisa melotot kaget.

"Kedua. Ini bukan lelucon, Luna! Aku tau isi pikiranmu, tapi tolong percayalah. Kak Harsa sudah menyukaimu dari Sekolah Menengah Pertama. Sejak umurnya 15 tahun, dia sudah jatuh hati padamu."

Oh April, ada apa di tahun 2022 ini? Jantungku rasanya hampir copot, sulit sekali mempercayainya. Ini memang bukan lelucon, tapi tiba-tiba saja aku merasa hidupku berubah menjadi genre komedi. Yang awalnya menjadi remaja kaku, jarang menyapa, sok misterius, lalu mendadak di sukai oleh lelaki asing yang selalu satu bus bersamanya saat berangkat atau pulang.

...

Konyol ya?
Astaga...

April Wishlist ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang