Bab 9: Hari pertama
Hari pertama pernikahan harusnya adalah hari bahagia untuk pengantin baru. Hari di mana mempelai pengantin menghabiskan waktu berduaan di kamar atau di mana pun mereka berada. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Adam dan Tila.
Kedua pasangan suami istri yang baru saja menikah kemarin itu sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Ada Adam yang sibuk dengan laptopnya menyelesaikan pekerjaan yang tertunda karena cuti menikah. Sementara Tila sendiri sibuk mengganti chenel televisi yang sedang ia tonton.
Tak lama suara dering ponsel Tila terdengar, membuat wanita itu segera mengangkatnya.
"Halo, Sam.""Tila, kamu enggak jadi ke rumah sakit?" Suara Sam terdengar dari seberang sana, membuat Tila menepuk dahinya pelan. Ia lupa memberitahu pada Sam jika ia harus menunda kunjungannya ke rumah sakit.
"Maaf, aku enggak bisa datang, Sam. Aku sedang ada urusan. Sepertinya rencanaku harus di tunda."
Sambil berkata, Tila melirik sinis ke arah Adam, kemudian ia kembali menatap layar televisi 32 inch yang tengah menampilkan iklan.
"Oh, ya sudah kalau begitu. Aku juga sudah katakan kalau kamu enggak akan bisa keluar rumah di hari pertama kamu menjadi istri."
Sam berkata dengan santai tidak tahu jika saat ini Tila sedang diam-diam mengepalkan tangan kanannya di atas paha. Tila benci dengan julukan tersebut. Istri? Tila tersenyum miring. Tidak akan ada drama suami istri di rumah tangganya dengan Adam.
"Ah, enggak ada hubungannya dengan itu," kata Tila menyahut. "Jangan salah paham. Enggak ada apa-apa yang ada di dalam pikiran kamu, Sam. You know me," tandasnya, membuat Sam mengiyakan saja.
Tak lama Sam kemudian menutup telepon, membuat Tila kembali meletakkan ponselnya di meja. Suara pesan masuk di ponselnya kembali terdengar membuat Tila mengambil ponsel dan memeriksa pesan masuk yang ternyata berasal dari Sam.
"Mbak Tila, ini Lula. Mbak Tila kirim foto selfie mbak Tila sekarang. Aku mau lihat."
Seperti itulah pesan yang dikirim Lula melakui ponsel Sam. Tila menarik napasnya akan permintaan ibu hamil satu ini. Segera, Tila menarik napas dan mencoba tersenyum sebaik mungkin sebelum akhirnya ia membidik wajahnya melalui kamera ponselnya. Setelah memastikan ekspresinya baik-baik saja, Tila mengirim foto selfienya pada Sam yang dibalas emot love dari Tila. Wanita hamil itu bahkan mengambil gambar tengah di suap buah oleh Sam yang langsung dikirim ke Tila lagi.
"Ah, ibu hamil memang manja, Mbak Tila. Memangnya Mbak Tila saja yang mesraan sama suami mentang-mentang pengantin baru?"
Tila spontan tertawa membaca pesan Lula berikut dengan foto wanita itu dan juga Sam. Tidak tahu pikiran dari mana sampai Lula mengira jika dirinya sedang bermesraan dengan iblis itu.
Sementara Tila sibuk membalas pesan Lula, pria yang berstatus sebagai suaminya itu kini diam-diam menatapnya dengan tatapan tajam. Tawa Tila dan ekspresi bahagia wanita itu membuat Adam tidak suka. Ia tidak suka Tila bahagia. Ia ingin Tila menderita, sama seperti dirinya.
"Mesraan dengan pria lain melalui pesan chat di kamar pengantin. Huh, mungkin dia satu-satunya perempuan yang berani melakukan itu. Bukan perempuan baik-baik," sindir Adam. Pria itu kemudian menunduk dan menatap laptopnya kembali. Sementara punggungnya ia buat senyaman mungkin bersandar pada tempat tidur.
Deg!
Tila spontan menoleh dan menatap ke arah Adam. Kemudian, tanpa merespons, Tila mengangkat bahunya acuh. Apa pun yang diucapkan Adam, anggaplah lebah yang tengah mengerumuni madu.
"Cih, enggak tahu malu. Urat malu perempuan zaman sekarang banyak yang sudah terputus."
Kembali Adam mencibir ketika tidak mendapat respons dari Tila. Dalam hati Adam membenci sikap cuek Tila pada semua kata-kata menyakitkan yang ia keluarkan.
"Hmp! Ada laki-laki yang sok dewasa dan bijak. Tapi, punya hobi nyirnyir."
Tiba-tiba saja Tila berkata tanpa mengalihkan tatapannya pada layar ponsel. Fokus wanita itu tertuju pada layar ponsel dan tidak memedulikan reaksi Adam yang kini sudah menatap ke arahnya.
"Iya. Hobi nyirnyir dan suka mengurusi urusan orang lain. Memangnya dia pikir dia siapa?" Tila mendumel seolah ia sedang berbicara dengan orang lain. Tapi, Adam tahu jika saat ini Tila sedang menyerangnya balik.
Adam menarik napasnya sebentar sebelum kembali menghembuskannya pelan. Adam tidak akan peduli dengan wanita itu. Adam kemudian diam dan kembali fokus mengerjakan tugasnya.
Sementara Tila sendiri akhirnya diam ketika tidak mendapat balasan dari Adam lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA JODOH
RomanceSinopsis Tilia January menanam kebencian yang teramat sangat pada keluarga Adam yang juga merupakan mantan kekasihnya, dulu. Tila, sapaan akrabnya tidak pernah menyangka jika ia akan kembali dipertemukan dalam sebuah acara perjodohan yang diciptakan...