Acara reuni berjalan dengan sangat lancar. Ada banyak teman Tila dan Adam yang bergabung dan berbincang dengan mereka. Anehnya tidak tak ada yang tahu jika Adam dan Tila sudah menikah. Mereka menduga putusnya hubungan kedua pasangan tersebut karena masing-masing sudah memiliki pasangan.
"Kamu mau aku antar pulang nggak?" Randy menatap lekat manik mata Tila.
Saat ini mereka sedang berada di parkiran mobil. Ini saatnya mereka pulang karena acara sudah hampir selesai.
Tila menatap Randy kemudian menggeleng kepalanya pelan.
"Nggak usah deh makasih. Aku mau langsung pulang aja." Tila menolak karena memang tidak ingin merepotkan Randy."Yakin? Tapi ini sudah malam. Takut terjadi apa-apa sama kamu."
Tila terkekeh sebagai respons. "Aku nggak akan kenapa-kenapa. Lagi pula aku bawa mobil. Kalau ada begal, tinggal aku tabrak."
"Sadis sekali kamu." Randy terkekeh sebagai respon. Tidak percaya jika Tila berani melakukan hal seperti itu.
"Baiklah kalau begitu aku pulang." Tila tersenyum kemudian masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Randy di area parkir.
Tila melajukan kendaraannya menuju rumah dengan kecepatan sedang. Wanita itu sesekali bersenandung mengikuti lirik lagu dari radio yang ia nyalakan. Sesekali wanita itu akan melirik ke luar jendela atau menatap sekitar jalanan.
Tila mengerut keningnya ketika merasakan laju mobilnya sudah terasa tidak enak hingga beberapa menit kemudian, mobilnya berhenti di tengah jalan.
"Oh, astaga." Tila mendesah berat sambil membuka pintu mobil dan turun.
Tila menatap sekeliling jalan yang sudah tampak sepi. Wanita itu mengusap wajahnya frustrasi setelah memeriksa mesin mobil yang ternyata mogok kembali. Ini adalah mobil keluaran lama, jadi tak heran jika sering mogok meski baru saja di service.
Tila bersumpah ia akan segera menjual mobil ini dan membeli mobil baru. Jika terus seperti ini bisa-bisa uangnya yang digunakan untuk memperbaiki mobil di bengkel cukup untuk membeli 1 unit mobil.
Sementara Adam yang sudah lama tiba di rumah menatap gelisah jam dinding yang menempel di atas pintu masuk kamar. Sesekali pria itu berdiri di balkon dan melihat apakah mobil wanita itu sudah tiba atau belum.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 namun Tila tidak juga menampakan diri. Adam bergerak mengambil ponsel dan menghubungi nomor wanita itu.
Adam tidak bisa tenang jika Tila belum tiba. Bukan apa-apa, hanya saja Adam tidak ingin papanya menanyakan mengapa Tila belum pulang sementara dianya sudah tiba lebih dulu di rumah.
"Bermesraan dengan laki-laki lain nggak ingat jam?" Adam langsung menodong dengan nada sinis ketika sambungan telepon terangkat oleh pihak seberang.
"Bermesraan rambutmu." Terdengar Tila membalas dengan kasar. "Mobil saya mogok dan belum dapat tumpangan," kata Tila sinis.
Saat ini ia sedang kalut karena tidak ada mobil yang bisa ia tumpangi. Ingin menghubungi Sam, namun Tila merasa tak enak hati. Ingin menghubungi Randy, namun nomor pria itu itu tidak aktif. Menghubungi kedua orang tuanya juga tidak mungkin karena jarak antara rumah orang tuanya dan tempat ia saat ini berada cukup jauh.
"Memangnya mobil kamu mogok di mana?" Adam bertanya seraya tangannya bergerak pelan mengambil kunci mobil yang terletak diatas nakas.
Terdengar Tila menyebut sebuah nama jalanan yang tak begitu jauh dari rumah Adam.
"Tunggu aku."
Hanya 2 kalimat sebagai penutup sebelum Adam akhirnya memutuskan sambungan telepon.
Adam melangkah keluar tergesa menuju mobilnya guna menjemput Tila. Tak lama setelah Adam melajukan kendaraannya, ia bisa melihat mobil Tila di antara gelapnya jalanan. Untung saja wanita itu masih cukup pintar untuk menyalakan lampu mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA JODOH
RomansaSinopsis Tilia January menanam kebencian yang teramat sangat pada keluarga Adam yang juga merupakan mantan kekasihnya, dulu. Tila, sapaan akrabnya tidak pernah menyangka jika ia akan kembali dipertemukan dalam sebuah acara perjodohan yang diciptakan...