Chapter 18

2.2K 75 9
                                    

Selamat datang di chapter 18

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai apabila ada typo

Thanks

Happy reading everybody

Hope you enjoy and love this story as well

❤️❤️❤️

____________________________________________________

Skylar, sepertinya kau harus dihukum karena nakal.

Horizon Devoss
____________________________________________________

—Horizon Devoss____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas
Shanghai, 9 Juni
04.15 a.m.

Terbang dari New York menuju Shanghai memakan waktu lebih dari 24 jam dan sangat melelahkan. Meski transit dua kali untuk meluruskan punggung di negara-negara tertentu dengan jeda tempo berbeda-beda dan tidak saling menghimpit, ditambah pergeseran waktu 12 jam lebih cepat untuk penyesuaian diri, tetap saja aku merasa seluruh persendianku seolah nyaris lepas dari engsel-engselnya.

Setibanya di bandara Pudong Shanghai, warna jingga fajar yang mengintip dari balik jendela menyambutku, John dan Ralph. Kami melepas sabuk pengaman kemudian menuruni pijakan-pijakan yang merangkai anak tangga jet pribadiku dan memindah bobot tubuh dari tarmak menuju sedan hitam yang menunggu kami.

Sementara beberapa orang mengurus barang bawaan kami ke bagasi, Johnson melapor. Rutinitas yang tak perlu diperintah lagi. Sebagaimana dia selalu bisa menjadi pegawai jempolan terbaik yang pernah bekerja denganku. “Mr. Wilder dan rombongannya sudah tiba hotel The Bund Star Courtyard beberapa jam lalu, Sir. Consigliere-nya bertanya kapan bisa diskusi perihal proyek pembangunan bank Diamond yang berhubungan dengan triad setempat.”

Setelah menempatkan diri di posisi jok belakang mobil bersama Ralph, aku berbalik tanya, “Itu tergantung kondisi kita. Butuh waktu berapa lama untuk istirahat dari jet leg?”

“Mungkin besok aku baru bisa menemui Mr. Wilder. Aku benar-benar lelah, Horry,” tanggap Ralph sambil menguap lebar.

Johnson sendiri memberi jawaban diplomatis. “Saya menyesuaikan Anda dan Mr. Brachii, Sir.”

“Nah, bagaimana denganmu sendiri, Horry?” tanya Ralph.

“Menurutku kalau besok, itu terlalu lama. Tidak enak rasanya harus membuat pihak Mr. Wilder menunggu terlalu lama. Mengingat pihak mereka sudah tiba beberapa jam lalu. Aku takut mereka berpikir wasting their time. Jadi, diskusi sambil makan malam nanti mungkin lebih baik daripada rapat resmi,” jawabku pasca mengira-ngira waktu yang dibutuhkan pria normal untuk memulihkan diri dari jet lag.

DIVORCE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang