Chapter 21

1.9K 65 11
                                    

Selamat datang di chapter 21

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai kalau ada typo

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will enjoy and love this story as well

❤️❤️❤

____________________________________________________

Aku tidak boleh jatuh cinta pada pria itu.
Terutama bila kami merencanakan perceraian di akhir tahun.

—Skylar Betelgeuse
____________________________________________________

—Skylar Betelgeuse ____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas
New York, 16 Juli
18.40 p.m.

Horizon Devoss mengingkari janji. Pria itu kembali tidak memberiku kabar selama hampir seminggu selama dia di Shanghai. Sebagai seorang istri yang hanya berpura-pura mencintainya, seharusnya aku tidak merasa kesal. Maksudku, apa pun yang Horizon lakukan di luar sana, aku tidak harus peduli. Itu bukan urusanku. Bagian paling penting, selama semua rencanaku berjalan lancar, aku seharusnya tidak peduli. Sungguh! Aku benar-benar tidak harus peduli!

Namun, kenapa aku justru merasa ragu dengan kata-kata yang kusuntikkan kepada diri sendiri sebagai doktrin itu?

Mulanya, aku tiba di New York dan entah kenapa merasa penthouse kami kosong melompong. Maksudku, ini seharusnya tidak terjadi padaku. Toh, beberapa tahun belakangan ini aku tinggal sendirian sebelum pindah kemari.

Hatiku lantas bertanya-tanya: apakah karena setiap hari aku terbiasa melihat Horizon berada di sekelilingku?

Sewaktu bangun pagi, aku melihat pria berbadan tegap itu terlelap di sisiku, memelukku. Hangat napasnya yang berembus dan membelai tengkukku membuatku merasa nyaman dan aman. Saat memasak sarapan, aku sering kali mengintipnya berlari di treadmill sambil berharap tubuh kekar mengilat penuh keringat Horizon tidak membuat liurku menetes ke lantai. Hingga hendak memejamkan mata di malam hari menjelang tidur, dialah orang yang terkahir kali kulihat.

Singkatnya, Horizon Devoss ialah orang pertama dan terakhir yang kulihat setiap hari. Apakah karena itu aku jadi merasa kesepian di penthouse sendirian? Lalu bagaimana dengan rencana perceraian kami di akhir tahun? Sanggupkah aku kembali ke apartemen lamaku ditemani sungai Hudson yang beku dan patung Liberti yang berselimut salju?

Dulu aku bisa melewati hari-hariku dengan baik pasca-terpaksa putus dari Alton Mason yang begitu kucintai. Prestasi terbaiknya, berkat campur tangan Momster kami bisa menjadi partner. Maka, bukankah semestinya aku juga akan bisa melewati perceraianku dengan Horizon nanti? Lebih-lebih bila aku tidak memiliki perasaan cinta kepadanya, bukan?

DIVORCE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang