6 : one step closer

676 121 12
                                    

・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Setibanya di asrama, aroma masakan tercium sedap sehingga kami langsung berjalan menuju dapur dan ruang makan. Anak-anak sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Pantas saja semua antusias, yang masak Itadori.

  "Kalian baru pulang? Darimana saja?" Tanya Kugisaki. Aku menarik kursi dan duduk di sebelahnya, berhadapan dengan Okkotsu. Lumayan, meja ini cukup untuk tujuh orang dan satu panda.

  "Ke Kobe, nenekku tiba-tiba sakit."

  "Yuta juga ikut?" Tanya Maki-senpai.

  "Iya.. aku ingin menemani sekalian karena misi nya udah selesai."

  Itadori menoleh ke arahku, "Apa tidak masalah meninggalkan nenekmu begitu saja?"

  "Tentu saja aku tidak tega tapi ada kakakku di sana," aku tersenyum lalu buru-buru mengangkat sumpit untuk memulai makan sehingga obrolan ini tidak terdengar melow sekali.

  "Mendengar cerita dari sensei, kakak mu yang bar-bar itu bukan sih makanya kamu dapat seragam putih juga."

  "Aku belum pernah mendengarnya," sela Okkotsu, "Tapi Kanemoto Yoshinori-san kelihatan sangat baik dan juga tampan."

  Aku berhenti mengunyah lalu menatap Okkotsu dengan senyum. Senyum yang ingin membunuh tentunya, "Senpai aku tidak masalah jika kamu gay tapi jika kamu naksir kakakku, mau kamu penyihir tingkat spesial, aku tetap akan menghajarmu."

  "T-tunggu bukan begitu," Okkotsu panik dan melembaikan tangan bahwa yang kumaksud adalah salah, "Maksudku, kakaknya sangat tampan makanya adiknya juga cantik banget."

  Aku yang hendak menelan makanan di mulutku seketika tersedak. Kugisaki sampai memukul-mukul punggungku. Mana pukulan Kugisaki sakit sekali, "Makanya telan dulu baru ngomong!"

"Kalau dipikir aku jadi iri dengan keluarga Kanemoto, keluarga shaman tapi tidak terikat dengan dunia jujutsu," ujar Okkotsu.

  "Kamu mau bergabung dengan keluargaku dan ganti nama jadi Kanemoto?" Guyonku.

  "Mana bisa aku menjadi Kanemoto tapi kamu bisa mengubah namamu menjadi Okkotsu"

  Aku dan Kugisaki sampai berhenti makan saking speechless nya. Dia sadar nggak sih lagi ngegombal? kalau pun sadar bukannya bikin baper tapi bikin takut.
 
  __________

  Setelah makan malam, Kugisaki, Maki-senpai, dan aku duduk-duduk di ruang tamu asrama sambil ngemil kikufuku rasa matcha yang dibawakan Gojo-sensei.

  "Kanemoto, aku jadi penasaran deh seganteng apa kakakmu?" ucap Kugisaki enteng. Dia memang suka mengagumi cowok tampan karena di sekolah ini tidak ada pemandangan untuk cuci mata katanya, "Kenalin dong.."

  "Haha, lain kali ikutlah denganku ke Kobe," Aku tertawa kemudian kemudian mengeluarkan ponselku dari kantung celana. Ketika aku menunjukkan foto kakak bersama teman-temannya, Kugisaki jadi heboh sendiri.

Tacenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang