.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
Lokasi misi hari ini berada di lahan kosong. Aku agak heran memang ada apa di tempat yang hanya ada lapangan ini? Berbeda dengan Okkotsu yang sudah menatap lurus ke depan dengan wajah yang amat serius sehingga aku menelan ludah. Jangan bilang memang ada sesuatu tapi tidak bisa kulihat.
Aku mengambil kacamata Maki-senpai yang telah ia pinjamkan lalu memakainya. Seketika aku tidak percaya dengan apa yang kulihat, monster setinggi tiang listrik ada di hadaan kami.
"Ini adalah lokasi konstruksi. Pembangunan gedung apartemen akan dilakukan dalam tiga hari. Ada roh terkutuk tingkat tinggi yang menjaganya area ini, jika tidak disingkirkan maka para pekerja akan mati dan pembangunan tak bisa dilakukan. Bisakah kamu menurunkan hujan?"
Aku langsung mengangguk tanpa balik bertanya. Ku keluarkan semua kartu yang berada di tas kecilku kemudian ku ambil kartu tarot water sign. Ketika aku mengucapkan sedikit mantra, kartu itu bersinar kemudian hujan langsung turun.
Roh terkutuk itu berteriak ketika hujan datang. Suaranya benar-benar memekakan telinga. Perawakannya hampir sama dengan manusia, punya dua kaki dan dua tangan namun hujan yang aku sebabkan membuat jamu-jamur yang menempel di tubuhnya tumbuh semakin lebat.
(Kek gitu ya bentuknya, gue ga bisa ngegambar monster soalnya)
"Roh itu menghantui alam terbuka seperti ini. Kamu lihat tanaman yang tumbuh di punggungnya itu, kudengar itu bisa gugur dari kulitnya lalu mengejar kita. Makanya para penyihir tidak mau mengatasi monster ini karena merepotkan dan berbahaya."
Aku mau muntah membayangkannya, tanaman-tanaman itu saja dilihat sudah sangat menjijikkan.
Okkotsu melepas tas pedang nya lalu mengambil pedang miliknya dari sarungnya, "Aku akan menyerang tubuh utama, kamu pasti bisa mengatasi sisanya."
Okkotsu berlari dan mulai bertarung dengan monster itu. Hujan semakin deras membuat pertumbuhan jamur semakin cepat, satu persatu mulai rontok dan bisa bergerak sendiri. Aku mengeluarkan kartu-kartu yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
Fanfiction"Aku harus bicara pakai bahasa apa supaya kak Yuta paham? Sudah kukatakan berulang kali pergilah sendiri," aku menginggit bibir bawahku supaya tidak mengatakan lebih dari ini. Perasaanku terlanjur sudah membesar, "Aku bisa bicara sama panda atau mem...