.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
Aku duduk di pinggiran lapangan melihat ketiga teman sekelasku sedang berlatih pertarungan jarak dekat. Sekolah di sini sama sekali tidak menyenangkan, capek banget. Aku tidak membayangkan teman-temanku yang dari tadi berlatih duel.
"Apa kalian mau minum?" Tanyaku melihat mereka ngos-ngosan. Aku segera berdiri dan berlari menuju vending machine bahkan sebelum mereka menginginkan minuman. Aku ingin meninggalkan kesan baik kepada teman-temanku. Sudah dua bulan berlalu tapi aku masih ingin semakin akrab.
Aku memasukkan tiga koin lalu menekan tombol supaya minumannya keluar. Aku memilih tiga minuman isotonik untuk teman-temanku. Setelah botol-botol itu keluar, aku berjongkok untuk mengambilnya di bagian bawah vending machine.
"Eh ada cincin?" Aku memungut sekalian cincin yang terjatuh di tanah tersebut. Nanti aku akan berikan ke Gojo-sensei supaya dikembalikan ke pemiliknya. Tidak banyak orang di sini, jadi mudah menemukan pemiliknya.
Ketika aku berbalik, tepat di belakangku ada monster yang sangat mengerikan. Mataku membulat sejadi-jadinya. Botol-botol yang kupegang berjatuhan, kakiku tidak bisa bergerak sama sekali.
"KEMBALIKAN CINCIN KU!!!" Monster itu berteriak lalu memotong kedua tanganku. Darah langsung muncrat ke mana-mana. Seragam putih ku langsung berganti menjadi merah pekat setelah kena semburan darah.
Monster itu menghilang setelah cincinnya menggelinding ke tanah lagi.
Aku berteriak sejadi-jadinya.
Tanganku putus!
Darah tidak berhenti mengalir sampai kepalaku mulai pusing.
"KANEMOTO!" Kugisaki menjerit sengat keras. Setelah mendengar teriakanku, ketiga temanku langsung bergegas kemari. Aku langsung ambruk ke kubangan darah yang berada di tanah karena tidak sanggup menahan pusing.
Itadori mengangkat tubuhku ala bridal dengan sekali angkat sementara Fushiguro mengambil potongan kedua tanganku. Mereka berlari secepat mungkin untuk membawa ku ke UKS. Dokter UKS dan Gojo-sensei yang sedang mengobrol nampak terkejut melihat kedatangan kami.
"Apa Kanemoto bisa disembuhkan?" Itadori membaringkan ku di bangkar kasur. Dokter itu dengan sigap menolongku, entah apa yang dia lakukan, aku hanya tutup mata. Sampai beberapa menit kemudian aku bisa merasakan tanganku kembali. Aku mengangkat tanganku dan mengegerakkan jemariku. Sudah tersambung dengan sempurna.
Jadi ini kekuatan dokter shaman?
"T-t-terima kasih.." lirihku.
Kugisaki memelukku erat, sepertinya dia sangat khawatir.
"Apa yang terjadi?" Tanya Gojo-sensei, lainnya pun sama penasarannya. Bagaimana bisa tubuhku termutilasi padahal hanya beli minum.
"Aku menemukan cincin yang jatuh. Aku hendak mencari pemiliknya tapi tiba-tiba ada monster. Itu bukan hantu lagi, tapi monster!" Tanganku bergetar hebat membayangkannya kembali, "D-d-dia mencakar tanganku sampai putus dan mengatakan itu cincin miliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
Fanfiction"Aku harus bicara pakai bahasa apa supaya kak Yuta paham? Sudah kukatakan berulang kali pergilah sendiri," aku menginggit bibir bawahku supaya tidak mengatakan lebih dari ini. Perasaanku terlanjur sudah membesar, "Aku bisa bicara sama panda atau mem...