aku nulis cerita tapi kayak nggak ada yang baca😩
Tinggalkan jejak ya bestie, don't forget to vote and comment bestie, it's very valuable, thank you bestie🤗
SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU BARU BISA BACA.
***
Setelah selesai makannya, Allana mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Ia membuka ponsel itu, dan mendapat pesan dari ibunya. Ia segera membalas pesan tersebut.
"Sorry, gue pulang duluan, ya. Nyokap gue minta gue pulang sekarang." ucap Allana pada keempat sahabatnya.
"Yah nggak seru lo, terus lo pulangnya naik apa? Atau mau gue pesanin ojol?" tawar Kanaya.
"Nggak usah Nay, gue udah pesan tadi." tolak Allana sambil memanggil pelayan cafe.
"Udah. Biar gue aja yang bayar. anggap aja sebagai permintaan maaf gue karena nggak bisa antar lo pulang." kata Kanaya.
"Ojol nya udah nunggu sampai di depan, kalau gitu gue duluan. Makasih Nay, bye." pamit Allana pada keempat sahabatnya.
Allana yang sudah berada diluar cafe, langsung mencari ojol yang ia pesan. Setelah memakan waktu beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai di rumah. Syukurlah, ia sampai sebelum pukul 21.00.
Allana memasuki rumahnya, ia tidak melihat kedua orang tuanya, ia pikir mungkin saja orang tuanya sudah tidur. Ia langsung berjalan menuju kamarnya.
Allana merebahkan tubuhnya di atas kasur dan meletakkan tas, sepatu dan ponselnya begitu saja. Ia langsung membaca novel yang tadi ia beli bersama Bianca. Merasa ngantuk, akhirnya Allana pun tertidur.
Saat ia melihat waktu pukul 06.20 di layar ponselnya, ia langsung terbangun dari tidurnya dan menuju kamar mandi. Karena, ia takut terlambat datang ke sekolah hari ini.
Setelah selesai bersiap-siap, ia langsung keluar dan menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Allana melihat kedua orang tuanya sedang menikmati sarapan bersama, ia menghampiri nya dan menyapa kedua orang tuanya.
"Pagi Pa, Ma." sapa Allana pada kedua orang tuanya.
"Pagi juga sayang." balas kedua orang tuanya.
"Sayang, kamu sarapan dulu ya." tawar Widia.
"Allana sarapan di sekolah aja, Ma. Takut telat."
"Mama buatkan bekal aja, supaya kamu nggak usah beli sarapan di sekolah." kata Widia, yang tengah membuatkan sarapan untuk putrinya.
"Yasudah. terima kasih, Ma."
Hari ini, mama tercinta yang sudah membuatkan bekal untuk Allana. Dengan hiasan telur mata sapi diatasnya, telah siap. Ia segera berpamitan tak lupa untuk mencium tangan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA [REVISI]
Teen FictionDarinya aku belajar cara menghargai seseorang. Cinta yang terpendam, namun banyak luka. Bolehkah aku mencintaimu? Devandra Wijaya Dirgantara. Cowok delapan belas tahun yang terkenal sebagai murid paling pintar di SMA Lentera Bangsa. Memiliki sifat d...