Pertemuan adalah takdir, dan setiap pertemuan selalu membawa kita ke takdir yang lain.
***
Setelah pulang sekolah nanti, Allana mempunyai janji bertemu dengan Devan untuk mewawancarai nya. Saat ini, Allana yang sedang bersama dengan sahabatnya, membahas tugas yang kemarin diberikan oleh pak Darso.
Allana dan Gisella berada di kelompok yang sama, mereka memisahkan diri dari sahabatnya yang lain. Tak lupa, memanggil kedua orang teman sekelompok nya itu untuk bergabung.
"Ucup, Arga, sini gabung bahas kelompok kita." Panggil Allana.
"Jadi gimana, buat wawancara kalian sudah nentuin kapan?" tanya Allana pada teman sekelompok nya."Gue besok, Al. Soalnya, hari ini Bagas sibuk, katanya." jawab Gissella.
"Lo berdua?" tanya Allana pada dua laki-laki itu.
"Gue juga besok." ujar Arga.
"Kalo gue hari ini, sama Clara." sahut Yusuf.
"Oke. Hari ini, Gue juga wawancarai Devan habis pulang sekolah." kata Allana.
"Hah? Lo serius, jadi wawancarai Devan?" tanya Gissella dengan tatapan tak percaya.
"Terpaksa."
"By The Way, Untuk yang ngedit siapa nanti?" lanjut Allana bertanya."Gimana kalau Arga aja, dia jago banget masalah ngedit tuh." saran Yusuf.
"Boleh tuh, lo yang ngedit ya, Ga?" tanya Allana pada Arga.
"Hmm, oke." gumam Arga.
Selesai mereka berdiskusi, Allana akan mengubungi Devan, berniat untuk mengingatkan nya. Tetapi, ia urungkan niatnya itu. Ia takut Devan risih padanya dan disangka cewek bawel.
Allana menghitung kesepuluh jarinya, berfikir untuk menghubungi laki-laki itu atau tidak. Ia memutuskan untuk menghubungi Devan, Walaupun ia masih ragu dengan niatnya itu, dan meminta pendapat pada Gissella.
"Sel, menurut lo, gue harus chat Devan atau nggak? Cuma mau ngingetin dia aja si." tanya Allana pada sahabatnya itu.
"Chat aja. takut dia lupa, Al." jawab Gissella.
"Tapi, kalau gue chat takut gue disangka cewek bawel." ucap Allana yang dibuat bingung oleh perasaannya sendiri.
"Ya gapapa. Intinya, lo udah ngingetin dia." kata Gissella.
"Bener juga sih."
Setelah meminta pendapat Gissella, Akhirnya Allana memberanikan diri untuk chat Devan lebih dulu, mengingatkan dirinya untuk di wawancarai.
Sejujurnya, Ia sangat malas untuk memulai obrolan dengan cowok lebih dulu. Karena, Bagi Allana harga dirinya sebagai perempuan itu tinggi. Karena itulah ia tidak begitu akrab dengan cowok.
Allana membuka room whatsApp dan mencari nama Devan. Setelah mencari nama Devan, akhirnya ketemu juga. Allana segera mengetik pesan untuk Devan. Sudah beberapa kali mengetik, namun ia hapus lagi. Ia pun menarik nafas dan mengirimkan pesannya pada Devan untuk yang kesekian kali.
Setelah mengirim pesan itu, tak lama berubah menjadi ceklis dua abu-abu. Baru saja Allana ingin menghapusnya, tetapi, tanda itu sudah berubah menjadi ceklis dua berwarna biru. Artinya pesannya itu sudah terbaca oleh Devan. Lama Allana menunggu, akhirnya Devan membalas pesan dari Allana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA [REVISI]
Teen FictionDarinya aku belajar cara menghargai seseorang. Cinta yang terpendam, namun banyak luka. Bolehkah aku mencintaimu? Devandra Wijaya Dirgantara. Cowok delapan belas tahun yang terkenal sebagai murid paling pintar di SMA Lentera Bangsa. Memiliki sifat d...