12 - Demi Alexa

35 11 3
                                    

Bantu vote comment nya borrr! gak boleh pelit yaa😣

VOTE!

COMMENT!!

***

Devan dan inti karvendal lainnya tengah berada di dalam kelas. Mereka sibuk memainkan ponsel nya masing-masing, melihat teman-teman nya yang sangat begitu fokus pada ponselnya, sebenarnya Devan tidak perduli apa yang sedang mereka lihat. Namun, semakin diperhatikan Devan pun curiga apa yang sedang mereka lihat di dalam ponselnya itu.

"Woi, lo semua lagi lihat apaan anjing fokus banget?!" tanya nya yang ingin tahu apa yang sedang teman-teman nya lihat.

Tidak ada satu pun sahutan dari teman-temannya, mereka masih tetap asik sendiri. Devan sangat kesal tidak ada yang menjawab pertanyaan nya, ia berusaha sabar dan bertanya lagi pada salah satu teman nya itu.

"Rak, mereka lagi lihat apaan si?" tanya Devan pada Raka yang berada disebelah nya.

"Emm ini, Van-" menggantung ucapannya dan masih berfokus pada ponselnya.

Menyadari pertanyaannya pun tidak dihiraukan, ia sangat kesal. Bagaimana tidak? Sudah tidak dihiraukan dua kali oleh teman-teman nya itu.

BRAK!

Mendengar suara itu, teman-teman nya sangat kaget. Siapa lagi kalo bukan, Devan? Ya, Devan yang memukul meja itu tepat dihadapan teman-teman nya. Bukan hanya inti karvendal yang kaget, tapi teman satu kelas nya pun ikut kaget, ya begitulah Devan.

Saat sadar Devan sudah marah dan kesal pada teman-teman nya itu. Akhirnya, mereka baru menyadari nya. Mereka langsung menutup ponselnya dan beralih pada Devan. Saling melirik satu sama lain. Ya, seolah-olah mereka sedang berbicara lewat pandangan mata. Siapa yang akan berbicara dengan Devan lebih dulu.

Dengan penuh keberanian dan merasa bersalah juga pada Devan, akhirnya Raka berbicara lebih dulu. "Van, sorry."

"Lo, bilang sorry? Hah? Dari tadi gue ngomong udah kayak sama mahluk halus anjing!!" bentak Devan yang merasa kesal. Jelas siapa yang tidak kesal dengan perlakuan teman-teman nya tadi.

"Iya sorry, Van. So let's see Kanaya post, lo udah liat postingan nya Kanaya belum?" ucap Guntur dengan segala kemampuannya menggunakan ala-ala bahasa orang luar.

"Anjayyyy, babang Guntur ngomong inggris ceunah." ledek Bastian memecahkan suasana tegang itu.

"Sok inggris lo, Tur. Ujian aja nilai nya masih kalah jauh dari Devan." celetuk Nicho.

Devan masih terdiam ditempatnya dengan wajahnya yang masih kesal. Ia tidak menjawab segala pertanyaan dan lelucon dari teman-teman nya itu. Tau kanebo kering? Ya, kurang lebih seperti itu wajah laki-laki satu ini saat marah, tetapi tetap saja ia masih terlihat tampan.

"Buset dah itu muka ditekuk mulu udah kayak kanebo kering lo, Van." kata Bastian yang sudah malas melihat muka Devan seperti itu.

"Tau nih si bos, udah mending lo liat postingannya si Kanaya aja. Ada si cewek yang lo benci itu masalahnya." sahut Raka.

"Bener bro, apalagi lihat body mereka aduh bikin cuci mata."

Devan tidak peduli apa yang teman-teman nya katakan, karena ia tahu sifat semua temannya itu. Tetapi, setelah mendengar ucapannya Raka, ia jadi sangat penasaran ingin melihatnya juga. Entah setan mana yang sedang menempel ditubuh laki-laki ini, membuat laki-laki ini ingin melihatnya juga.

Ia mengambil ponsel disaku celananya dan membuka ikon instagram, baru saja ingin mencari nama Kanaya, tetapi Devan teringat ia tidak tahu nama instagram nya. Guntur yang melihat Devan sedang membuka instagram nya itu dengan bingung, tanpa pikir panjang Guntur langsung menyebutkan nama instagram nya Kanaya. Ia tahu, pasti Devan ingin melihat postingannya Kanaya itu.

DEVANDRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang