PROLOG

1.3K 119 17
                                    


April 2012

"Aku melihatmu dengan Juni kemarin di taman kota. Fotomu bahkan sudah terpampang di bulletin sekolah. Dasar Don juan. Katamu kau tidak tertarik."

Dae menyipitkan mata menyesap selinting rokok di bibirnya. Diembuskannya asap beracun itu ke sisi jendela yang terbuka. Ia sengaja tak langsung menanggapi ucapan temannya barusan.

"Aku cuma ingin tau rasanya bagaimana berduaan dengan murid terjelek di sekolah."

Hoon tertawa. "Yang ada kau malah memberinya peluang. Kurasa dia pasti sangat bangga seorang Don Juan super tampan di sekolah mengajaknya jalan."

"Jangan-jangan dia kira kau naksir dia," timpal Jihwan.

"Sialan," sahut Dae langsung. Keningnya mengernyit tak senang. "Mana mau aku dengan gadis seperti itu. Belum tau saja kau latar belakang keluarganya."

"Aku belum dengar. Memangnya apa?" Hoon dan Jihwan tampak sangat penasaran.

" Ibunya sering terlihat di Gangnam. Salah satu dari teman sekelas kita pernah melihat Juni ada di sana dengan ibunya. Menemaninya mendapat orderan."

Hening. Temannya melihat ke sekitar dan memastikan di kelas itu hanya ada mereka bertiga.

"Makdsudmu dia ... Anak seorang pelacur?"

"Ya... kau baru dengar ya? Kau sangka aku bakal suka dengan gadis yang asal usulnya saja tidak jelas. Kau lihat saja penampilannya." Dae tertawa hambar. Lalu menyesap benda beracun itu yang kalau ketahuan guru mereka akan berakhir di ruang BK. "Rasanya menyenangkan melihat sekolah heboh karena foto itu."

"Bagaimana rasanya? Apa dia benar-benar bau?" kata temannya. Lebih seperti menggoda. Mereka tertawa.

"Ya. Dia bau, membosankan. Kuno. Dandanannya aneh. Dia suka memadukan warna-warna aneh. Mataku sakit."

"Ya. Semua orang menertawakannya kalau dia lewat. Rambutnya bau seperti popok basah. Dia cocok dengan itu, si anak yang pakai kacamata kotak berbingkai tebal. Si Wibu," kata Hoon.

"Jake?"

"Iya dia."

Jihwan tertawa lagi. Hoon dan Dae juga ikut tertawa.

Tapi seorang gadis yang tengah menguping di depan kelas dan mendengar semua ucapan Dae tanpa sepatah katapun terlewat, tidak tertawa.

Juni tidak tertawa. Dia menangis.

Dan marah.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang