19 : cara untuk berdamai

854 159 136
                                    

Ngapain kamu sebelum baca cerita ini?

Posisi lagi ngapain?

Oiya gais, kalau ada tipo mohon koreksi ya gais. Bantu aku edit ceritaku 😭🙏

Pengen jadi daging di bibir apa sumpit di jemari?

Pengen jadi daging di bibir apa sumpit di jemari?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Berhentilah tersenyum,” ujar Bastian. Pria jangkung itu mengunyah kacang polong dalam satu toples besar. Lalu menawarkannya pada Sophia Ainsley. Tapi wanita itu menolak yang disahut cebikan sebal Bastian, sepupunya.

“Huh, sudah waktunya kau menghentikan diet ketatmu.” Lalu dia sendiri mengagumi betapa cantik Sophia bersanding dengan Dae Kim di layar tv.

“Kau bercanda?” sebal Sophia. Dia merampas remot tv. “Jangan dipindah dulu, Bas!”

“Serius Sophia, kau cuma mau menonton TV hanya karena ini? Kenapa tidak kau ungkapkan saja? Buat dia memintamu lagi.”

Sophia menyampirkan rambut panjangnya ke belakang pundak.  ia bersidekap sambil bersandar di sandaran sofa. Wajah bare face-nya sama sekali tak ada beda dengan sewaktu dia memakai make up. Kecantikan alami yang merupakan anugerah.

“Bagaimana kalau giliranku yang ditolak?” tanyanya.

“Memang ada pria yang sanggup menolakmu? Yakin lah, Dae akan luluh lagi padamu. Katakan kau sudah siap. Lagipula kau selalu bilang dia sangat baik. Atau sangat baik karena bersedia menuruti semua inginmu saat kau memintanya.”

“Harga diriku mau dipakai untuk apa lagi kalau dia tidak berminat lagi padaku?”

Bastian terkekeh rendah.  Pendaran layar televisi terefleksi ke arah mereka yang terdiam.

“Hell, dia sangat tampan, matamu memang jeli,” komentar Bastian saat melihat layar tv. Dae mengenakan busana rancangan dari Louis Vuiton. Pria itu tampak berkelas dengan seringai tipis angkuhnya. 

“Kau tahu, Madam Antony bilang dia bersedia menjadi model runaway di pagelaran busananya nanti. Mengejutkan bukan? Dae akan debut sebagai model.”

“Madam Antony sangat tertarik padanya.”

“Sudah kau tahu alasannya kenapa, ‘kan?”

Bastian mengangguk. “Lalu, apa rencanamu?”

“Menurutmu aku harus menyusun rencana untuk membuatnya luluh kembali?” Sophia memastikan wajah Bastian dari sisi samping. Laki-laki itu menoleh padanya. Tersenyum.

“Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Princess.”

“No. I’m not princess, I’m a queen.”

“Oke, Queen. Boleh aku ganti channel? Ada pertandingan lacrosse dan aku tidak boleh ketinggalan babak pertama.”

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang