11 : lagi-lagi

1K 181 71
                                    

Juni mencoba menyibukkan diri di beranda kamar sambil berkutat menyelesaikan sketsanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juni mencoba menyibukkan diri di beranda kamar sambil berkutat menyelesaikan sketsanya. Meja yang dia gunakan mengarah langsung ke taman belakang. Rumah yang nyaman membuat hati tentram. Juni benar-benar suka gazebo didesain ala Jepang di dekat kolam ikan itu, di kelilingi oleh tanaman-tanaman hias. Untuk lingkungan perkotaan, tempat tinggal Dae benar-benar asri.

Kegiatannya terhenti sebentar kala notifikasi Kakao muncul di ponsel. Pesan dari Dae.

Juni berdecak. Dia mengabaikannya kemudian lanjut menggores-goreskan pensil di atas kertas. Tapi dia merutuki rasa penasaran di dada. Pikirnya, buat apa coba dia harus penasaran pada pria itu? sejak dulu saat Dae menghancurkan hatinya, dia bertekad membencinya seumur hidup. Sampai liang lahat kalau bisa. Betapa dalam lubang yang digali Dae pada hatinya hingga Juni dipenuhi kebencian selama sisa waktu. Dia mencoba untuk mengubah cara pandanganya tentang Dae sejak malam dia diselamatkan, tetapi, tetap saja kebencian itu erat tertanam seperti benalu.

Dengan gerakan lambat, diraihnya benda itu dan membaca pesan dari pria yang beberapa jam lalu ketahuan beradegan mesum dengannya di dapur oleh asisten rumah tangga.

Evil Kim : Kau terangsang.

Juni memejam kesal usai membaca pesan dari Dae. Menyesal dia membukanya. Terkutuklah jemari berbisa laki-laki itu!

Juni : Tidak!
Evil Kim : Tapi kau seperti sangat menginginkanku.
Juni : Tidak! aku tidak menginginkanmu!
Evil Kim : Oh begitu?
Juni : Ya.

Dae langsung menelepon dan Juni spontan meletak ponselnya lantaran terkejut. Diperhatikannya benda itu tak lama mati. Lalu pesan dari Dae muncul kembali.

Evil Kim : Apa kau yakin?
Juni : Tentu saja. Memangnya kau sehebat itu? Ciumanmu payah!
Evil Kim : Apa maksudnya ciumanku payah? kau mau bukti apa lagi?

Juni meringis. "Kenapa harus bahas soal ciuman sih bodoh?" ia berdecak sebal pada jari-jarinya.

Juni : pokoknya aku tidak menginginkanmu! Jangan sombong."
Evil Kim : Nona Birahi, jangan bohongi tubuhmu. Ingat yang kau lakukan di Paris adalah alasan semua ini terjadi.
Juni : Mohon jaga ketikanmu ya Tuan. Segala ucapan berupa fitnah akan dipertanggungjawabkan diakhirat. Kau ikut andil menciptakan petaka di hidupku!
Evil Kim : Oh kau anggap aku petaka?
Juni : Ya!

Dae tidak membalas lagi bahkan setelah satu jam chat terakhirnya dibalas Juni. Mungkin pria itu mendadak kehilangan mood menjahilinya. Atau mungkin pria itu marah karena Juni menyebutnya sebagai petaka?

Tetapi serius, Juni tidak peduli.

Pukul satu siang dia memutuskan untuk membuka toko. Tidak peduli pada peringatan dokter agar dia tidak stres dan melakukan kegiatan melelahkan. Toh menunggu di rumah yang tidak ada orang tanpa kegiatan berarti membuatnya cepat lelah dan stres.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang