24 : Paris

806 147 68
                                    

Perjalanan dari Seoul ke Paris terbilang perjalanan paling melelahkan bagi Juni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan dari Seoul ke Paris terbilang perjalanan paling melelahkan bagi Juni. Tetapi, menjadi perjalanan pertama yang sangat luar  biasa baginya.

Karena dia pergi dengan seorang pria yang notabene merupakan suaminya. Dan dia sangat excited karena bisa kembali ke Paris yang mana dulu hal tersebut sangatlah sulit dilakukan.  Ditambah Dae menyewa pesawat pribadi dari maskapai penerbangan yang pilotnya merupakan temannya sendiri.  Pesawat itu merupakan pesawat VIP yang pelayanannya sangat bagus.

Karena perjalanan panjang itulah, agar menghindari hal-hal yang memungkinkan bisa dialami oleh ibu hamil saat melakukan perjalanan jauh, Dae sangat ingin kesehatan Juni terjamin. Mereka sama-sama khawatir. Apalagi Dae yang sudah sempat menyesali diri sendiri karena sudah mengajak wanita hamil terbang ke Paris. Hamil besar pula. Namun tak tega membatalkannya karena Juni tampak sangat bahagia.

Untungnya kekhawatiran selama perjalanan berakhir juga sewaktu pesawat pribadi mereka tiba di Bandara Charles De Gaulle pukul sepuluh malam.  Dan selama turun hingga memasuki terminal kedatangan,  Dae menuntun Juni. Suaminya memapahnya agar tak sampai jatuh sebab cara berjalan Juni sangat mengkhawatirkan. Sementara barang-barang mereka kecuali tas tangan diangkut oleh jasa porter bandara.

Tiba di hall kedatangan, Dae sangat hapal postur sepupunya, James yang telah menunggu. Sebelumya Dae sudah bilang bahwa kemungkinan mereka sampai adalah sekitar jam sepuluh atau sebelas malam, karena mereka berangkatnya pagi. Dan James dengan setia menunggu sejak satu jam lalu.

Si tampan itu berdiri di balik pembatas sambil membawa sebuket bunga tulip. Tubuh tingginya dibalut kemeja dengan rompi. Rambutnya kecokelatan dan agak bergelombang. Juni menduga James memanjangkan rambutnya sama seperti Dae. 

Dengan senyum sumringah dan seruan akrab, James memeluk Dae serta merta menyerahkan bunganya pada pria itu. Setelahnya memeluk Juni sambil cupika-cepiki hingga membuat Juni risih.

Risih karena Juni sadar rambutnya yang bau. Dia saja waswas sepanjang waktu berdekatan dengan Dae walau pria itu malah tampak santai saja.

Penyakit bau rambut itu memang belum sembuh. Selama ini untuk mengatasinya, Juni rajin keramas. Ditambah dia menggunakan obat dari dokter.

Nah, selama perjalanan, mana mungkin dia sempat keramas.

“Wow, semakin cantik saja. Mrs. Kim,” puji James ceria hingga membuat Juni malu. Sempat dilihatnya sekilas James yang mengernyitkan hidung sebentar.

Aduh, gawat, pikir Juni. Dia reflek memegang rambutnya.

“Bawakan ini. Berlebihan sekali pakai bawa bunga segala.” Dae menyerahkan bunganya lagi saat dilihatnya ekspresi James. Juni juga terlihat kurang nyaman sepertinya.

James hanya memanyunkan bibir. “Aku bersikap sebagai sepupu yang baik.” 

Dae kembali merangkul Juni selagi berjalan.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang