09 : Insiden

1K 190 64
                                    

Komennya yang ramai biar besok aku update panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komennya yang ramai biar besok aku update panjang

Bangunan ruko YJ Boutique yang saat ini disewa Juni dulunya merupakan restoran ayam. Pemilik sebelumnya kabarnya mati bunuh diri dan bangunan itu disewa dengan harga murah. Sebenarnya Juni sudah curiga kenapa kerabat si pemilik lama menyewakannya dengan harga yang murah. Selain dari latar belakang kisah suramnya, rumor mengatakan bahwa bangunan itu berhantu. Saat hari sudah gelap, sering terlihat seorang pria tua berjalan di sekitar bangunan dengan tali tambang di lehernya. Talinya menjulur hingga menyeret di tanah-menimbulkan bunyi gesekan yang bikin telinga linu. Mengerikan sangat.

Makanya, sejak menyewanya, Juni sudah menyulap ruko itu menjadi serba pink dengan dekorasi-dekorasi fesyen, lukisan wanita bergaya seni rupa dua dimensi guna membuat suasana lebih hidup. Lantainya dibuat berpelitur. Bunga-bunga hias ditata di setiap sudut. Dia mencoba membangunan vibes positif serta mengusir aura negatif dan jahat yang menyertai bangunan itu. Meskipun dia tetap merasakan kehadiran aura negatif.

Untung saja, Juni bukan orang yang gampang takut. Buktinya saja dulu pernah teman-temannya menguncinya di toilet sekolah seharian saat pulang dari acara kemah, dia bisa menghadapi ketakutannya. Dalam gelap dan bau. Dan suara-suara tangisan hantu siswa di bilik toilet yang terkenal angker. Malah, Juni curhat dengan hantu itu. Menceritakan tentang kepedihannya menjadi siswa paling jelek di sekolah yang punya penyakit bau rambut.

Menjadi bad looking tidak pernah nyaman. Semua orang yang punya masalah kepercayaan diri pasti pernah merasakannya.

Sekarang hari sudah gelap. Juni pulang lebih lama dari biasanya. Banyak yang dikerjakannya. Misalnya mengerjakan busana rancangannya, menyusun barang-barang yang baru datang, dan merapikan gudang yang agak berantakan.

Selesai itu semua, Juni pun sudah bersiap pulang. Dia sempatkan lagi untuk membersihkan sampah-sampah pelastik bekas baju-baju, serta confetti yang berserak.

Lantas dia menggerutu. "Don juan tetap Don Juan. Kalimat apapun yang diukir oleh lidahnya adalah kebohongan." Juni mengangguk sambil membawa patung mannequin ke gudang.

Dia merasa kesal pada Dae. Dae memang suka sekali main-main. Memangnya dengan kecupan begitu Juni bakal luluh lalu memberinya senyuman manis? Tidak lah ya.

Dilihatnya Leciel yang berdiri megah di seberang jalan. Mereka juga sudah bersiap mau menutup restoran. Para pegawai terlihat sedang bersih-bersih dan pengunjung sudah tidak ada lagi.

Setelah mengunci toko, dia berjalan menuju halte. Sekitar tiga ratus meter lagi dari tokonya. Suasana di sekitar sudah lumayan sepi. Toko-toko sebagian besar sudah tutup. Beda dari pagi hingga siang hari, kalau sudah gelap, daerah situ memang sunyi.

Dan dalam perjalanannya, Juni merasa diikuti. Ada suara seperti benda berupa tali menggesek tanah. Kala Juni berhenti, suara itu juga berhenti.

Juni berbalik tapi tidak ada siapapun. Maka dari itu dia lanjut melangkah. Dan suara itu kembali terdengar. Untuk ke dua kalinya Juni berbalik, masih sepi. Kali ini, Juni mempercepat langkahnya. Rasa takut mulai merayap hingga ke kerongkongan. Jantungnya berdebar kencang.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang