"A-aku ..."
"Tidak apa-apa." Dae menenangkan Juni yang gelisah di pangkuannya. Seolah tahu posisi agar tidak membahayakan kondisi Sang Wanita hamil.
Diam sebentar. Menikmati kedekatan yang jarang sekali terjadi di antara mereka. Dan tatapan Dae itu astaga, Juni yakin sekali alasan kenapa dirinya sampai hamil begini karena laki-laki ini sangat memikat.
Dulu dan sekarang, sama saja. Berbahaya.
"Kau cantik sekali hari ini. Kemarin juga, tapi aku suka gaunmu. Dan jangan coba-coba melepas pemberianku. Nanti aku marah."
"Kalau marah kau mau apa?"
"Menurutmu?" Dae tersenyum. Jemarinya merayap ke tengkuk Juni, memegang sejumpun rambutnya, lalu di sampirkan ke samping pundak. Punggung telunjuknya menyeka beberapa helai yang terjatuh di sisi wajahnya. Mengaitkannya ke belakang telinga.
Tatapannya yang dalam, membuat Juni pun jatuh ke lembah di dalam pesona Dae. Bertanya-tanya, mengapa seseorang bisa memiliki tatapan begitu menarik?
Tanpa diminta ia memejam saat pipinya dijamah Dae dengan jemari besarnya. seakan pria itu suka menyentuhnya dengan cara seperti itu. wajahnya yang mungil, feminin, dan halus, sangat pas dengan jemari kokoh, besar, dan jantan milik Dae.
Jemari itu pun turun menuju lehernya, dadanya, dan perutnya. Menarik kain di sekitar pundak hingga menampilkan kulit putihnya. Bibir Dae mendarat di sana, memberikan kecupan di sepanjang belikat hingga sisi lengan.
Semua gerakan dilakukan perlahan. Jemari itu berlama-lama di perut Juni, tersenyum tipis melihatnya. Dan meraba paha Juni, menarik ke atas kain yang menutupi hingga tampaklah sekilas panties wanita itu, menurunkannya.
Lalu, kala mata mereka kembali bertemu, Dae memegang sisi wajah Juni agar mendekat padanya. membawanya pada ciuman paling manis, yang tidak pernah lebih manis dari apapun.
Kata-kata seolah enggan menyatu. Kesunyian yang berbicara tentang betapa intens keduanya bercinta. Sesekali saling menatap dan bercumbu.
Dan segalanya terjadi begitu saja. Temponya perlahan, namun menghanyutkan, tanpa melepas seluruh pakaian, Dae menyatukan milik mereka dengan Juni di atasnya-berupaya memberikan wanita itu kebebasan bergerak.
Juni memegang pundak Dae, perlahan-lahan menuruti kata hati untuk mabuk bersama Dae di dalam kenikmatan yang selalu dirindukannya setiap waktu.
Kala kenikmatan itu semakin membuncah, Juni tak sengaja mendesah. Ia berakhir malu dan memejam. Namun Dae mengelus punggungnya.
"It's okay, June, tidak ada yang mendengarmu dari sini."
Juni menggeleng dan Dae menciumnya lagi sembari mengangkat pinggang Juni-menarik-turunkan pelan-pelan, memicu lebih banyak sensasi, menghadirkan lebih banyak manis dan kenikmatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate To Love You [Tamat]
Fiksi PenggemarLantas akhirnya Juni tahu bahwa laki-laki yang bersamanya malam itu adalah Dae, pria yang membully-nya saat sekolah dulu yang dibencinya selama ini. 🌻Beberapa kali Highest Rank: #1 in Fanfiction Start: 1 April 2022 Finish: - 20 Agustus 2022