13 : Sisi Yang Liar

1.1K 171 58
                                    

mirip mereka ga si😭 ucul banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mirip mereka ga si😭 ucul banget

Juni menjadi lebih diam. Dae merasakannya. Tetapi seolah memaklumi, Dae tidak perlu ambil pusing. Memahami bahwa hormon ibu hamil itu sulit ditebak. Ibunya kemarin sempat bilang begitu sewaktu dia menelpon untuk bertanya kabar.

"Dimana dia?" tanya Dae kepada Boram saat dia pulang ke rumah jam delapan malam. Wanita itu sudah bersiap pulang karena di rumah sedang ada acara peringatan kematian suaminya.

"Di kamar," jawab Boram sambil mengenakan mantel merah muda yang telah pudar karena berulangkali dicuci. "Dia tidak keluar seharian. Paling menyendiri di gazebo dan tadi memberi makan ikan, melamun, menangis. Dia juga sempat bertelpon dengan ibunya. Apa ada masalah?"

Dae menggeleng. Dia juga tidak tau. "Apa dia makan?"

"Ya. Aku mengajaknya makan. Termasuk makan malam. Kalau tidak, dia tidak mau. Susu dan vitaminnya juga. Sesuai permintaanmu, aku mengurusnya lebih dari biasanya. Oh, kau suami yang perhatian. Dae dae sudah besar."

Boram menepuk-nepuk punggung Dae yang nyengir seperti bocah. Kalau Boram sudah memperlakukannya begini, dia jadi seperti anak-anak lagi. Sayang sekali dia pada pengasuhnya ini.

"Terimakasih, Bibi. Aku sibuk sekali hari ini."

"Paham kok. Kalau begitu, aku pamit."

"Eum," Dae memeluk Boram sebentar lalu mengantarkannya ke pintu.

Pria itu kembali dan menoleh ke kamar Juni. Memandang selama beberapa saat.

Sementara Juni, gadis itu barusan saja menutup novel yang dibelinya saat kuliah dulu. Dia membacanya berulang-ulang sebab tidak ada hal yang bisa dia lakukan untuk membantunya tidur.

Diletakknya novel itu yang sudut-sudutnya sudah terlipat di ujung tempat tidur. Lantas lupa bahwa pintunya tidak dikunci. Matanya sudah sangat berat.

Jadi, ketika pintu itu dibuka, Juni sudah tidak sadarkan diri alias sudah tidur.

Dae berjalan perlahan mendekat. Dilihatnya Juni tidur memunggungi. Lalu karena tidak ingin mengganggu lebih jauh, Dae memilih keluar walaupun dia lihat buku novel Juni. Diraihnya benda itu dan tersenyum miring.

Kenapa sih, wanita-wanita suka sekali novel begini? Pria sebagai objek berkarakter bajingan yang terobsesi dengan seks. Sebagai lelaki, dia bakalan merasa aneh kalau dirinya secara personal dijadikan objek fantasi-fantasi liar itu, dianggap sebagai pelecehan atas karakternya. Gila saja. Dia memang pernah begituan dengan mantan yang bisa dihitung jari, tapi tidak gila juga.

Namun hatinya tergelitik manakala membayangkan bagaimana Juni pun membayangkan setiap adegan liar itu dalam kepalanya. Menarik. Apakah Juni tetap mempertahankan tatapan tajam dan risih sama seperti saat memandangnya?

Dae menoleh ke tempat tidur. Dan terkejut bukan main saat Juni-dengan begitu mengerikan-sudah duduk dan memperhatikannya. Jantung Dae hampir mencelos keluar. Hampir saja pula mengumpat tapi ditahan sekuat mungkin.

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang