I Hate To Love You [Tamat]

26 : Percakapan

"Sudah berapa lama kita tidak berkumpul begini?" tanya Hoon. Pria tambun dengan potongan rambut undercut yang tampak kebanyakan minyak rambut. Sahabat Dae sejak SMA itu duduk di samping Jihwan yang di sebelahnya ada Sophia juga James. Di sebelah James ada ibu Dae, lalu Dae sendiri. Kevin, teman Pilot mereka mendadak ada urusan dan pulang lebih dulu.

Sementara itu, Juni sendiri tidak ada di sana. Tadi dia bilang pada Dae kalau kepalanya pening dan ingin istirahat saja di kamar. Meski Dae sendiri cukup paham bahwa Juni hanya menghindari situasi dimana dia menjadi pusat perhatian teman-teman Dae tersebut. Penerimaan Juni belum terbuka untuk mereka.

Meja makan itu berbentuk bundar namun cukup lebar untuk ditempat mereka. Bercakap-cakap ringan mengumbar kelakar. Ribut seperti biasa.

"Terakhir kali yang di Seoul. Sewaktu aku kena bogem mentah Mr. Dae Kim," sahut Jihwan. Lalu mereka menertawainya. Jihwan menunjuk Dae sambil bilang, "Good job bro. Kau sudah lama tidak berkelahi denganku."

"Mau aku mengulanginya lagi?" kelakar Dae.

"Boleh juga. Tapi aku maunya di ring tinju," balas Jihwan.

"Kau harusnya pikir-pikir dulu sebelum bicara," kata Dae.

"Maksudku di rumah ini!" seru Hoon.

"Setahun yang lalu sewaktu Sophia masih muda." Jihwan menyahut lagi.

"Jadi maksudmu, aku sekarang sudah tua?" protes Sophia tidak terima.

"Ya, Ma'am." Kemudian Jihwan menerima tepukan keras di punggungnya sampai dia terbatuk-batuk.

"Tidak. Sophia, kau tetap cantik bahkan hingga lima puluh tahun yang akan datang," kata James pada akhirnya buka suara.

"Wuuuuu." Jihwan dan Hoon menggoda James karena mereka tahu bahwa James pernah naksir Sophia.

Senyuman Sophia tertarik lebar. "Thanks, James. Kau memang manis."

"Bagaimana hubunganmu dengan Adeiloa?" tanya Jihwan.

"Adeola, idiot!" ralat Sophia.

"Ha ya, Adeiloa."

"Stupid." Sophia geleng-geleng kepala akan kesulitan James menyebut nama.

Adeola merupakan nama pacar James yang orang Africa itu.

"Sangat baik," jawab James sambil meminum air putih kemudian menyeka mulutnya dengan tisu.

"Aku salut. Dia pasti wanita yang hebat," kata Jihwan. "Apa dia berteman dengan Koala-Koala di sana?"

"Afrika tidak punya Koala, idiot!" koreksi Sophia.

"Oh, maksudku, Jerapah."

"Kau kira Afrika cuma ada Jerapah saja?" Sophia geleng-geleng kepala untuk kedua kalinya dan tingkah keduanya ditertawai Hoon juga James.